"Kami hanya menanam sekali dalam setahun, karena tidak ada saluran irigasi untuk mengaliri air ke sawah. Padahal aliran sungai ada, tapi tidak bisa kami manfaatkan," kata Usman.
Untuk menghidupi keluarga, selain menjadi petani padi, Usman juga melakoni pekerjaan lain sebagai pengantar roti menggunakan becak.
"Hasil dari padi selama ini tidak cukup untuk kebutuhan keluarga, sudah lima tahun tidak lagi. Saya antar roti karena mata sudah kabur, ndak sanggup lagi," sebutnya.
Usman memiliki lahan sawah seluas 2.500 meter persegi. Dia menanam sekali dalam setahun, sama seperti petani lainnya. Penghasilan dari hasil panen mulai dari Rp 2 juta-Rp 4 juta.
Namun, penghasilan dari padi saja ternyata tidak cukup. Dia akhirnya menanam sayur.
Meski penghasilan sebagai petani tak menentu, Usman mampu menyekolahkan kedua anaknya hingga ke perguruan tinggi.
Usman tak ingin anaknya melanjutkan profesi sebagai petani.
"Alhamdulillah, kedua anak saya kuliah, anak yang laki baru selesai kuliah dan adiknya perempuan baru setahun kuliah," ungkapnya.