Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Mahal, Penjual Makanan di Semarang Kurangi Porsi Nasi agar Tak Rugi

Kompas.com - 04/03/2024, 12:38 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Harga beras yang masih tinggi baik di pasar tradisional maupun modern membuat pemilik warung di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pusing. Mereka pun terpaksa mengurangi porsi nasi agar tak rugis saat jualan. 

Viona, pemilik warung Mbak Sri di Jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari Semarang mengatakan, harga beras naik sudah lama.

"Porsi nasi terpaksa saya kurangi," jelasnya saat ditemui di warungnya, Senin (4/3/3024).

Baca juga: Beras 50 Kg Dijadikan Mahar, Irwan: Saya Ingin Pernikahan Berkesan

Apalagi, lanjutnya, mayoritas pelanggannya adalah mahasiswa. Hak itu membuatnya tak tega jika menaikan harga satu porsi makanan.

"Kasian kalau saya naikan harganya. Kebanyakan mahasiswa yang di sini," ujar Viona.

Dia mengaku sudah lama dibuat pusing oleh harga beras yang harganya melambung tinggi sejak sebelum Pemilu 2024.

"Sebelum pemilu sudah tinggi. Tapi pasca-pemilu tambah tinggi lagi harganya," paparnya.

Hal yang sama juga dikatakan Anita, pemilik warung di Ngaliyan Semarang. Menurutnya, harga satu porsi makanan tak bisa dinaikan karena pelanggan kebanyakan mahasiswa.

"Kalau di sini kan kebanyakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo. Jadi kalau naik tak tega," paparnya.

Saat ini, lanjutnya, masih ada kenaikan Rp 2.000 harga beras yang premium yang awalnya Rp 16.000 perkilogram sekarang masih Rp 18.000 perkilogram.

"Kalau ditanya pusing pasti pusing. Tapi Alhamdulillah, pelanggan sudah pada tau kalau harga beras mahal," imbuh dia.

Harga beras

Pedagang beras di Pasar Johar Kota Semarang, Damini (50) mengatakan, harga beras premium paling tinggi mencapai Rp 18.000 per kilogram.

"Harga beras medium Rp 16.000 per kilogram. Yang paling tinggi premium Rp 18.000 per kilogram," jelasnya saat ditemui di tokonya, Sabtu (2/3/2024).

Meski masih tinggi, harga beras di Pasar Johar Semarang sudah ada penurunan sekitar Rp 500 perkilogram.

"Iya ada turun, tapi sedikit," ujar dia.

Baca juga: Harga Beras di Semarang Masih Tinggi, Rp 18.000 Per Kilogram

Namun, penurunan harga beras yang terjadi dua hari terakhir ini tidak berdampak signifikan karena harga beras masih terbilang mahal.

"Turunnya hanya Rp 500," ucap Damini.

Dia membandingkan harga beras Ramadhan tahun ini dengan 2023 lalu yang mempunyai selisih sekitar Rp 2.000 perkilogram.

"Lebaran tahun lalu Rp 16.000 per kilogram," paparnya.

Untuk itu, Damini mengaku khawatir jika harga beras akan naik lagi ketika jelang Ramadhan yang saat ini sudah ada di depan mata.

"Bentar lagi juga lebaran, nanti pasti naik lagi," ungkap dia.

Baca juga: Harga Beras Menyulitkan Warga Kecil

Hal yang sama juga dikatakan Puji (63), pedagang Pasar Johar lainnya. Dia menyebut, harga beras premium saat ini cenderung naik turun.

"Harga beras turunnya sebentar dan sedikit, terus nanti naik lagi. Apalagi jelang ramadhan," tuturnya.

Dia menyebut, pemerintah telah menggelontorkan beras merek dagang program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) melalui Badan Urusan Logistik (Bulog).

"Yang ada malahan diburu pembeli. Sekali dapat 50 kilogram tiap pekan, tapi habis dalam satu jam," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

Regional
Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com