BANDA ACEH, KOMPAS.com - Molly, pelayan T-Plus Cafe di Banda Aceh, tak terlihat hari itu.
Hanya Andika, pria muda berusia 24 tahun yang menyambut di depan pintu masuk.
Baca juga: Siswa di KBB yang Meninggal Diduga Keracunan Cimin Tenyata Penderita Thalassemia
Perawakannya jauh lebih kurus dan pucat dibandingkan Molly.
Sambil tersenyum, Andika mempersilakan pengunjung kafe masuk dan memilih sendiri mau duduk di mana.
Baca juga: Tak Bisa Disembuhkan, Ini Gejala dan Komplikasi Penyakit Thalassemia
Suasana T-Plus Cafe terasa sangat nyaman. Ruang tamunya lebar, bisa ditempati banyak orang. Ada juga ruang-ruang kecil yang bisa menampung 4-6 orang.
Di ruang tengah, sebelum dapur, juga ada meja untuk berdua. Di kafe ini juga terdapat ruang terbuka hijau dengan rumput dan pepohonan kecil.
Kembali ke Molly, pelayan alias pramusaji di T-Plus Cafe. Menurut barista kafe, Avi, hari itu Molly tak masuk kerja, karena harus melakukan transfusi darah demi kesehatan dan stamina tubuhnya.
Setiap bulan, Molly bisa off dua hingga tiga hari kerja, untuk melakukan transfusi darah. Demikian pula halnya dengan Andika. Kedua pramusaji ini merupakan penderita thalassemia.
Thalassemia merupakan penyakit turunan, di mana tubuh seseorang tidak memiliki kemampuan membentuk atau memproduksi hemoglobin (hb) darah, sehingga kondisi Hb penyandang thalassemia selalu turun dalam jangka waktu tertentu.
Jika HB sudah di bawah angka 8, penderita diwajibkan transfusi darah, agar bisa beraktivitas.
Tak bertemu di kafe, Kompas.com mencoba menemui Molly di RSU Zainoel Abidin Banda Aceh, tempat Molly melakukan transfusi darah.
"Jadi, kami ini seperti vampir ya, selalu membutuhkan darah segar agar bisa beraktivitas layaknya orang normal lainnya," kelakar Molly, saat ditemui di RSU Zainoel Abidin Banda Aceh, sambil melakukan transfusi darah, Senin (26/2/2024).
Gadis berusia 30 tahun ini didiagnosis menderita thalassemia sejak umur 3,5 tahun.
Sejak saat itu, ditemani ibunya, Ruhaimah yang kini sudah meninggal, dia mulai melakukan transfusi darah.
Menjelang Molly berusia 5 tahun, sang ibu mulai tergoda dengan pengobatan alternatif dan sempat menghentikan transfusi darah.