Dua narasumber yang meminta identitasnya disembunyikan demi alasan keamanan menuturkan kepada BBC News Indonesia bahwa dua remaja itu berstatus warga sipil dan bukan bagian dari milisi pro-kemerdekaan.
Dua remaja dari Distrik Musaik itu ditangkap saat tengah berada di Kali Braza.
Narasumber tadi berkata, dua remaja itu baru saja selesai mandi di sungai dan berencana menyeberang kali menuju kebun. Kronologi versi warga ini berbeda dengan tuduhan aparat yang menyebut dua remaja tadi hendak melarikan diri dari sergapan TNI/Polri.
Narasumber BBC News Indonesia berkata, dua remaja tadi hanya membawa noken bermotif bintang kejora dan ponsel.
“Peluru dan senjata api yang disebar fotonya itu bukan milik mereka,” kata narasumber yang sama. “Itu milik anggota TNI,” ujarnya.
Baca juga: Anggota KKB yang Tewas Ditembak di Kali Brasa adalah Anak Buah Yotam Buriangge
Direktur Amnesty International, Usman Hamid, menilai tindakan aparat yang dia sebut sewenang-wenang itu berpotensi memicu eskalasi konflik antara aparat dengan milisi pro-kemerdekaan di Papua.
Lebih dari itu, kata Usman, penangkapan tersebut bisa meningkatkan ketegangan di masyarakat Papua secara luas. “Orang-orang Papua akan melihat bahwa negara hadir di tanah mereka dengan cara yang seperti itu,” tuturnya.
Usman mendorong Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban untuk secara aktif melibatkan diri dalam mengurus dua saksi yang ditangkap oleh aparat di Yahukimo ini. Lembaga ini pernah ikut serta dalam investigasi pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani oleh personel TNI di Intan Jaya pada tahun 2021.
Baca juga: Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya Ditangkap Saat Ikut Rapat Rekapitulasi Suara Pemilu
“Mereka harus menjemput bola, memberi perlindungan pada dua anak itu. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap dua anak itu,” tuturnya.
Satu laki-laki yang tewas ditembak aparat TNI/Polri adalah Otniel Giban, berumur 20 tahun. Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, membenarkan klaim kepolisian yang menyebut Otniel adalah milisi pro-kemerdekaan.
Pada hari yang sama, aparat membawa jenazah Otniel ke RSUD Dekai. Pengurus Gereja-Gereja Yahukimo lalu mengambil jenazah Otniel dari rumah sakit dengan seizin Kapolres Yahukimo, AKPB Heru Hidayanto.
Pihak gereja lantas menggelar seremoni penguburan untuk jenazah Otniel, disaksikan keluarga dan kerabat.
Penembakan terhadap Otniel dan penangkapan dua remaja di Yahukimo merupakan rentetan dari penembakan pesawat Wings Air di Bandar Udara Nop Goliat, Distrik Dekai, pada 17 Februari lalu. Sebby Sembom menyebut penembakan itu dilakukan oleh kelompoknya.
Baca juga: Tinjau PSU di Manokwari, Kapolda Papua Barat Interaksi dengan Pemilih di TPS
Dari sejumlah tembakan, hanya satu peluru yang mengenai badan pesawat, kata Kepala Operasi Satgas Cartenz, Kombes Faisal Ramadhani, satu hari setelah kejadian. Dari 36 penumpang, yang menjadi korban luka adalah personel TNI, Pratu Ongen Dori. Dia disebut mengalami luka lecet akibat serpihan kaca yang terkena peluru.
Sebby Sembom berkata, kelompoknya melakukan penembakan sebagai respons terhadap “TNI/Polri yang banyak menduduki wilayah Papua selama Pemilu 2024”.
Sehari sebelum penembakan pesawat di Yahukimo, TPNBP juga menembaki sebuah pesawat perintis di Kabupaten Puncak. Mereka melakukan hal yang sama pada sebuah pesawat di Paniai pada 5 Februari silam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.