Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Petani Demak, Padi Siap Panen Terendam Banjir, Rugi Puluhan Juta

Kompas.com - 26/02/2024, 19:25 WIB
Nur Zaidi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Tangan Sobari (55) beberapa kali mengorek tanaman padi yang roboh tertimbun lumpur di area sawah Desa Cangkring Rembang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Senin (26/2/2024) siang.

Di lokasi yang sama, belasan petani lainnya juga tampak belepotan dengan lumpur.

Mereka lalu lalang sembari membawa sabit dan karung untuk memungut gabah di pohon padi yang masih berdiri pascabanjir Demak.

Baca juga: Update Banjir Demak: Sekitar 1.000 Hektar Ladang Jagung dan Padi Terendam, Kerugian Capai Rp 25 Miliar

Kata Sobari, dia memiliki tiga bidang sawah dengan usia tanaman tiga bulan atau siap panen.

Namun panen raya yang ditunggu-tunggu petani pupus seketika, saat banjir menerjang Demak pada Kamis (8/2/2024).

Tergenang hampir dua pekan, kini hampir keseluruhan tanaman padi milik Sobari membusuk.

Sebagian masih bisa dimanfaatkan untuk konsumsi sendiri meskipun saat di selep nanti hasil berasnya hancur dan berbau.

"Masih bisa dimanfaatkan kalau yang berdiri, cuma satu (bidang)," ujarnya kepada Kompas.com, Senin.

Baca juga: Beras Mahal, Petani di Demak Pungut Gabah Busuk untuk Konsumsi

Baca juga: Seratusan Hektar Bawang Merah di Brebes Dipanen Dini, Mengapa?

Berharap ada bantuan dari pemerintah

Salah seorang petani Desa Cangkring Rembang, Kecamatan Karanganyar, Demak, menunjukkan gabah busuk yang baru dipungutnya, Senin (26/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)KOMPAS.COM/NUR ZAIDI Salah seorang petani Desa Cangkring Rembang, Kecamatan Karanganyar, Demak, menunjukkan gabah busuk yang baru dipungutnya, Senin (26/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)

Padahal, untuk ongkos tanam, Sobari sudah menghabiskan uang sekitar Rp 20 juta. Kini dirinya hanya berharap dapat bantuan dari pemerintah.

"(Ongkos tanam) sekitar Rp 20 juta. Ya harapannya dapat bantuan, tidak bisa mikir, bantuan pupuk bibit," katanya.

Nasib serupa juga dialami Ahmadi (65).

Dia mengaku memiliki satu bahu sawah yang sudah direncanakan panen dengan menggunakan mesin pada Jumat (9/2/2024).

"Ini sebenarnya mau di-blower, lah orangnya tidak datang," ujarnya.

Baca juga: Cerita Pilu Warga Demak, Gabah Simpanan Membusuk Terendam Banjir

Kata Ahmadi, dia sudah menghabiskan uang Rp 5 juta untuk menggarap sawahnya.

Jika tidak ada bencana, areal sawahnya bisa menghasilkan 3-4 ton gabah, yang apabila dijual dengan sistem tebas dihargai Rp 35-40 juta.

"Kalau sekarang ruginya, ya Rp 35 (juta). Biasanya kan dijual di sawah," katanya.

Ahmadi hanya berharap, ke depan ada bantuan pupuk dan bibit lantaran ia tidak memiliki modal lagi pascabanjir.

"Kalau ada dari pemerintah ya minta, kan sudah habis ini, habis-habisan di rumah juga kelem (kebanjiran)," pungkasnya.

Baca juga: Banjir Demak, Penanganan Pengungsi dan Perbaikan Tanggul Jadi Prioritas Utama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com