Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara "Menggelembung" di Sirekap Bikin Gaduh, Bawaslu Lampung: Sirekap Bukan Patokan

Kompas.com - 19/02/2024, 08:55 WIB
Tri Purna Jaya,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Ketidaksinkronan data di aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU dengan pindaian form C Hasil menimbulkan kegaduhan di kalangan calon legislatif (caleg).

Terjadi anomali perolehan suara para caleg ini yang mendadak "menggelembung" sampai yang "hilang" dari TPS.

Beberapa contoh "penggelembungan" perolehan suara caleg ini di antaranya, 4 caleg DPD RI memeroleh hingga lebih dari 800 suara dalam 1 TPS yang hanya memiliki 180 pemilih.

Baca juga: Suara 4 Caleg Menggelembung hingga 800 Suara, KPU Lampung: Sirekap Eror

Kemudian suara "hilang" dikeluhkan oleh caleg DPR RI dapil Lampung 1 dari Partai Golkar, Alzier Dianis Thabranie.

Pada Jumat (17/2/2024) pukul 17.30 WIB, perolehan suaranya 10.736 di aplikasi Sirekap. Namun pada pukul 19.30 WIB, perolehan suaranya mendadak "hilang" sebanyak 612 suara.

Hal serupa dialami caleg DPR RI lainnya, Andi Surya yang pada form C Hasil perolehan suaranya di TPS 5 Gunung Agung (Bandar Lampung) sebanyak 26, namun di aplikasi Sirekap tercantum 0 suara.

Baca juga: Cerita Warga Pilih Capres Berbeda Saat Pemilihan Ulang di Lampung

Terkait hal ini, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Pemilu Bawaslu Lampung Tamri mengatakan, pihaknya tidak berpatokan pada aplikasi Sirekap.

"Sirekap hanya alat bantu transparansi penghitungan, tapi bukan patokan bagi Bawaslu," kata dia, Minggu (18/2/2024).

Menurutnya potensi error pembacaan sistem di aplikasi Sirekap menjadi salah satu alasan Bawaslu tidak berfokus pada aplikasi itu untuk melakukan pengawasan.

Tamri menambahkan, Bawaslu hanya berpegang pada pleno manual berjenjang dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) hingga tingkat KPU Kota/Kabupaten.

Dalam pleno manual berjenjang, salinan C Hasil dan C Pleno dipegang oleh saksi, pengawas TPS dan KPU, sehingga bisa langsung kroscek.

Sebelumnya, Komisioner KPU Lampung, Warsito mengakui sempat ada eror dalam Sirekap. Dari pantauan KPU Lampung, setidaknya ada 97 TPS yang mengalami kesalahan pembacaan foto C Hasil.

Menurutnya, kesalahan itu berkaitan dengan pembacaan sistem pada penulisan angka di form C Hasil dari TPS.

Warsito mencontohkan, angka "1" yang penulisannya menggunakan garis bersudut miring di bagian kepala seperti angka satu pada mesin ketik, bisa terbaca sebagai angka 4 di Sirekap.

Lalu huruf "X" yang digunakan sebagai simbol nihil atau kosong pada kotak angka di C Hasil dengan penulisan penuh dari sudut ke sudut, di Sirekap terbaca sebagai angka delapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com