Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Polisi, TNI, dan Warga di NTT Berenang Sambil Pikul Kotak Suara Melintasi Sungai...

Kompas.com - 14/02/2024, 07:56 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Personel Kepolisian Resor (Polres) Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), bersama TNI, dan warga mendistribusikan kotak suara pemilihan umum (pemilu) ke sejumlah tempat yang sulit dijangkau.

Kepala Unit Provos Kepolisian Sektor (Polsek) Waingapu Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Markias Lado, misalnya, menjadi salah satu anggota yang harus menghadapi medan sulit saat mengawal kotak suara ke tempat pemungutan suara (TPS) 4 Desa Kiritana, Kecamatan Kambera, Selasa (13//2024).

Mereka harus menghadapi sungai sebagai rintangan utama agar kotak suara dapat sampai ke TPS.

Baca juga: Kronologi ASN Cianjur Terjaring OTT Politik Uang di Pemilu 2024

Bahkan personel kepolisian, anggota Babinsa, dan warga harus berenang memikul kotak suara untuk melintasi sungai yang sedang banjir.

Kapolsek Waingapu Kota, Inspektur Polisi Dua (Ipda) I Ketut Muriadi, mengatakan, polisi, TNI, dan warga harus berenang menyeberangi sungai lantaran tidak ada jalur alternatif lain.

"Anggota kami dan Babinsa harus membawa kotak suara menyeberangi sungai karena akses untuk sampai ke TPS tersebut hanya dengan cara menyeberangi sungai," ungkap Ketut, kepada Kompas.com, Rabu (14/2/2024).

Baca juga: Ancaman Pidana dan Denda ASN Cianjur yang Tertangkap Tangan Diduga Lakukan Politik Uang


Baca juga: Cerita Pengiriman Logistik Pemilu ke Pinogu, Dilakukan dengan Jalan Kaki dan Menembus Hutan Belantara

Tantangan distribusi logistik Pemilu 2024

Menurutnya, tantangan tidak hanya datang dari sungai, namun juga dari cuaca yang kerap kurang bersahabat, terutama di musim hujan.

Faktor alam ini lanjut dia, menjadi hambatan tersendiri yang harus dihadapi oleh petugas kawal dan pengamanan TPS dalam pergeseran kotak suara.

"Saat ini baru saja selesai hujan, pasti sedikit lagi akan terjadi banjir, dan pasti sudah tidak bisa lewat lagi," kata Ketut.

Baca juga: 2 TPS di Karawang Masuk Kategori Sangat Rawan, Mana Saja?

Meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan, semangat dan dedikasi personel Polres Sumba Timur bersama dengan elemen masyarakat tetap menjadi pendorong utama dalam menjaga kelancaran proses pemilu di wilayah yang sulit dijangkau ini.

Diberitakan sebelumnya, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat sebanyak 372 tempat pemungutan suara (TPS) di wilayah itu sulit dijangkau.

Informasi itu disampaikan Ketua Bawaslu Provinsi NTT, Nonato Da Purificacao Sarmento, saat membuka kegiatan media gatering pengawasan persiapan tahapan pemungutan dan penghitungan suara pemilihan umum 2024, di Kota Kupang, Senin (12/2/2024).

"Dari 372 TPS itu, paling banyak yang sulit dijangkau di Kabupaten Sumba Timur yakni 55 TPS," kata Nonato, yang didampingi tiga komisioner Bawaslu NTT lainnya, Magdalena Yuanita Wake, Melpi Minalria Marpaung dan James Welem Ratu.

Menurut Nonato, puluhan TPS itu sulit diakses karena infrastruktur yang tersedia rusak, bahkan belum ada.

"Kita sendiri tahu bahwa di Sumba Timur itu bahkan kuda lah yang membuat jalan baru di punggung-punggung bukit," kata Nonato.

Meski begitu, petugas tetap berupaya menjangkaunya untuk mengawasi proses pemilihan umum. 

Baca juga: Kronologi ASN Cianjur Terjaring OTT Politik Uang di Pemilu 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com