Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Sebut Pemimpin Tak Boleh Diam Saat Rakyat Sudah Berteriak

Kompas.com - 10/02/2024, 17:24 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com-Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan, pemimpin harus amanah dan selalu mendengarkan.

Hal ini Ganjar sampaikan setelah Budayawan Butet Kartaredjasa dan anak Wiji Thukul, Fitri Nganti Wani membawakan puisi karya Wiji Thukul dalam hajatan akbar Ganjar-Mahfud di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

"Mas Butet, putrinya Mas Wiji Thukul memberikan pesan kepada kita semua. Kepada kami Ganjar-Mahfud mengingkan kepada saya agar pemimpin di mana pun berada membawa amanah harus selalu mendengarkan," kata Ganjar.

Baca juga: Massa Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud Banjiri Simpang Lima Semarang

Mantan Gubernur Jawa Tengah melanjutkan pemimpin juga harus merasakan.

"Maka sebenarnya seorang pemimpin tidak harus diteriaki. Pemimpin tidak boleh kemudian diam karena teriakan-teriakan yang ada di rakyat, tapi kita harus bisa merasakan," ungkap Ganjar.

Untuk mendengarkan dan merasakan itu, Ganjar mengatakan dalam kampanyenya selalu turun ke masyarakat dan tidur di rumah-rumah warga.

"Itulah kenapa dalam perjalanan kami saya dan Pak Mahfud mencoba untuk mendengarkan dan merasakan dengan kampanye dan tidur di rumah rakyat. Di situlah kami mendengarkan 'Pak Ganjar kenapa berasnya Rp 14.000, Rp 17.000 dan kenapa tidak turun-turun'," terang dia.

"Sementara saudara kita petani 'Pak Ganjar kenapa harga beras kami dibeli murah dijual mahal dan pupuk kami langka'," sambung Ganjar.

Baca juga: Megawati Janjikan Pesta Besar Jika Ganjar-Mahfud Menang Pilpres 2024

Lebih jauh Ganjar bercerita dalam perjalanannya menuju lokasi hajatan rakyat diarak menggunakan gerobak sapi. Di tengah perjalanan, dia diberi gabah atau padi.

"Sebuah simbol yang mengingatkan kepada saya dan Pak Mahfud untuk peduli pada petani dan perutnya rakyat," ungkap Ganjar.

Ganjar juga mengaku mendapatkan stetoskop. Ini merupakan alat bantu pemeriksaan yang umum digunakan oleh dokter.

"Sebuah simbol tanpa kata-kata untuk saya dan Pak Mahfud berpikir keras agar anak-anak kita orang Indonesia sehat di mana pun berada. Pada stetoskop itu tidak bisa kami mencoba mendengarkan tubuh rakyat Indonesia yang sehat, ibu-ibu hamil yang sehat. Sekaligus menunjukkan agar anak siapapun juga kelak menjadi dokter," kata dia.

"Termasuk keluarga-keluarga miskin yang tidak mampu agar satu keluarga miskin bisa lahir satu sarjana," sambung Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com