Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Suku Rejang, dari Asal Usul hingga Tradisi

Kompas.com - 07/02/2024, 21:50 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Suku Rejang salah satu suku bangsa tertua yang menghuni Pulau Sumatera.

Suku Rejang juga menjadi sebagai salah satu suku terbesar yang mendiami wilayah Provinsi Bengkulu.

Baca juga: Kisah Kaganga, Salah Satu Aksara Tertua di Dunia dari Suku Suku Rejang

Suku Rejang diyakini menjadi penduduk asli wilayah Bengkulu, sekaligus sebagai penghuni pertama atau suku tertua di Bumi Rafflesia.

Sebaran masyarakat Suku Rejang berada di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, dan Kabupaten Lebong.

Baca juga: Sejarah Suku Rejang, Salah Satu Suku Bangsa Tertua di Sumatera

Asal-usul dan Sejarah Suku Rejang

Masyarakat setempat percaya bahwa nama Suku Rejang berasal dari Rhe Jang Hyang, seorang leluhur Suku Rejang yang berasal dari Mongolia.

Rhe Jang Hyang bersama kelompoknya dipercaya singgah dan menetap di wilayah Bengkulu pada tahun 2090 sebelum masehi (SM), dan mendirikan perkampungan di Kutai Nuak yang berada di Napal Putih, Bengkulu Utara.

Baca juga: PLN Garap Potensi Panas Bumi di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang

Sejarah masyarakat Suku Rejang juga tidak lepas kesengsaraan saat masa penjajahan Belanda di tahun 1860.

Hal ini terjadi setelah Inggris resmi menyerahkan pemerintahan di Bengkulu kepada Belanda pada 6 April 1825.

Lokasi kawasan tempat tinggal masyarakat Suku Rejang yang berada jauh di pedalaman
dan dikelilingi bukit barisan membuat wilayah ini hampir tidak pernah mengalami penjajahan sebelumnya.

Ciri Khas Suku Rejang

Meski berada di pedalaman, peradaban Suku Rejang sangat maju, salah satunya dibuktkan dengan adanya pemerintahan dalam masyarakatnya.

Suku Rejang dipimpin oleh lima orang Tuwi Kutei, yang merupakan sebutan bagi kepala kutai yang dipilih berdasar garis keturunan petulai (kesatuan kekeluargaan masyarakat asli Suku Rejang).

Sementara kutei adalah masyarakat hukum adat asli yang terdiri dari 10-15 keluarga atau rumah.

Sistem petulai menunjukkan bahwa Suku Rejang memiliki hukum adat yang dipatuhi oleh masyarakatnya.

Peradaban Suku Rejang yang maju juga dibuktikan dengan adanya aksara sebagai alat untuk berkomunikasi dan bertukar informasi bernama aksara kaganga (Ka-Ga-Nga).

Aksara suku Rejang diketahui menjadi salah satu khazanah budaya Indonesia yang tertua di dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selundupkan 6 WN China ke Australia, 7 Orang Jadi Tersangka

Selundupkan 6 WN China ke Australia, 7 Orang Jadi Tersangka

Regional
Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Regional
Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Regional
Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Regional
Petualangan 'Geng Koboi' di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Petualangan "Geng Koboi" di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Regional
Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Regional
6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

Regional
Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Regional
Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Regional
Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com