Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niat Ritual Tak Sesuai Rencana, 16 Anggota Paguyuban Sir Buni Kasih Tersesat di Gunung Pangrango

Kompas.com - 30/01/2024, 08:18 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 16 pendaki (sebelumnya disebut 13) Gunung Gede Pangrango, Bogor, Jawa Barat, dilaporkan tersesat saat sedang berziarah di wilayah tersebut.

Mereka lupa arah jalan pulang sejak Minggu (28/1/2024) dini hari hingga akhirnya berhasil dievakuasi oleh tim SAR pada Senin (29/1/2024) siang.

Belakangan diketahui bahwa 16 pendaki tersebut adalah anggota Paguyuban Sir Buni Kasih yang sedang melakukan perjalanan ziarah.

Paguyuban tersebut diketahui sering mengunjungi berbagai macam sumber air atau curug terutama yang berada di Gunung Pangrango.

Baca juga: 16 Peziarah Tersesat di Gunung Gede Pangrango, Lupa Jalan Pulang

Hal itu diungkapkan oleh Wiratama atau ketua dari Paguyuban Sir Buni Kasih, Dedi Saefullah.

"Kalau saya sering, kalau yang lain ada yang baru, ada yang pernah. Dan memang disini kordinasi dengan polhut," kata Dedi usai dievakuasi tim SAR Gabungan, Senin (29/1/2024).

Mereka melakukan pendakian melalui jalur ilegal yakni Kulah Dua, Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor dan berangkat pada Sabtu (27/1/2024).

Pada Minggu (28/1/2024) sekitar pukul 03.00 WIB, salah satu pendaki yang bernama Ade Bagya mengirim kabar ke anaknya dan memberi tahu bahwa dirinya tersesat di Gunung Pangrango.

"Terus pukul 16.30 WIB ngabarin nyasar, habis itu nggak ada kabar lagi," kata sang anak, Bintang pada Senin (29/1/2024).

Baca juga: Sempat Tersesat, 13 Peziarah di Gunung Gede Pangrango Dievakuasi

Saat itu, ayahnya juga mengabarkan kalau rombongan pendakit terpecah menjadi dua kelompok. Sang anak pun kemudian melaporkan hal tersebut ke Damkar Ciawi, Bogor.

Tim kemudian melakukan pencarian via jalur Cibedug, Salabintana dan Cibodas. Para pendaki itu kemudian ditemukan di Blok Pasir Pogor, Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

Saat ditemukan, para pendaki dalam kondisi kelelahan dan dua di antaranya dalam kondisi terkilir.

Selain itu ada anak berusia 12 tahun yang ikut dalam rombongan.

Wiratama atau ketua dari Paguyuban Sir Buni Kasih, Dedi Saefullah menjelaskan alasan ada anak yang tergabung dalam kegiatan tersebut.

"Jadi bukan ziarah ya, jadi lebih ke tadabur alam, saya berangkat 16 orang awalnya 13 orang, tapi ada anaknya dari rombongan nangis pengen ikut, ikut sama bapaknya," kata salah satu orang yang tersesat di Gunung Pangrango, Dedi Saefullah, Senin (29/1/2024).

Baca juga: Gunung Gede Pangrango Berpotensi Keluarkan Gas Beracun, Pendaki Diminta Jauhi Kawah

Ia bercerita rombongan sempat mengunjungi dua curug dan saat akan pulang, mereka terjebak cuaca ekstrim.

"Curug Cijambe, sudah nyampe, ke arah pulang, kendala kan ada hujan jadi di luar jangkauan. Kita sudah planing dan kenyataan berbeda. Ketika cuaca (buruk) harus sigap dan menentukan bermalam, karena cuaca ekstrem kita disini. Jadi ada keterlambatan, kalau hujan deras enggak, kabut sama hujan rintik lama. Yang bikin sulit karena gelap dan hujan," paparnya.

Selain akibat cuaca ekstrim, Dedi juga mengakui kalau dirinya beserta rombongan sempat membuka jalur sendiri yang menyebabkan dirinya beserta beberapa rombongan alami luka-luka seperti lecet dan terkilir.

"Saya ikutin jalur lama, tapi kan musim hujan jalan bekas orang udah nutup lagi, jadi terpaksa buka jalur," tandasnya.

Sementara itu Kepala Seksi Operasi SAR Jakarta, Agung Priambodo, menjelaskan terkait tersesatnya 16 pendaki di Gunung Pangrango.

Baca juga: Pendakian Gunung Gede Pangrango Kembali Dibuka, Pengelola: Jadilah Pendaki Cerdas

"Survivor ini bergerak naik rencananya untuk ziarah hari Sabtu kemarin, sore mereka gerak sempat bermalam di sana dan rencana hari Minggu kemarin sore mereka turun. Dari informasi awal kami terima mereka terpisah jadi dua grup, 3 orang dan 10 orang," ujar dia pada Senin (29/1/2024).

Saat ditemukan 16 orang tersebut masih memiliki cukup logistik.

"Masih ada, tapi tinggal sedikit, terakhir masih bisa ngopi," katanya.

Tersesatnya 16 orang tersebut diduga akibat cuaca ekstrim dibarengi medan yang menurutnya cukup sulit dilalui.

"Karena cuaca, hujan deras, kondisi medan juga dan dua dari mereka mengalami luka jadi mereka sempat kebingungan mencari jalan turunnya," terangnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Penulis: Afdhalul Ikhsan, Firman Taufiqurrahman | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribunnewsbogor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri Haul Habib Thoha Bin Muhammad Bin Yahya, Mbak Ita: Ini Bentuk Penghormatan Terhadap Perjuangan Beliau

Hadiri Haul Habib Thoha Bin Muhammad Bin Yahya, Mbak Ita: Ini Bentuk Penghormatan Terhadap Perjuangan Beliau

Kilas Daerah
Belum Punya Lahan Sendiri, SMA Negeri di Ende Dapat Hibah 1,5 Hektar Tanah dari Warga

Belum Punya Lahan Sendiri, SMA Negeri di Ende Dapat Hibah 1,5 Hektar Tanah dari Warga

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka

Regional
Anggota DPRD Lampung Meninggal Saat Ikut Acara Penanaman Pohon

Anggota DPRD Lampung Meninggal Saat Ikut Acara Penanaman Pohon

Regional
Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Regional
Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Regional
Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Regional
[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

Regional
Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com