SEMARANG, KOMPAS.com - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut masih ada 178,11 hektare areal yang masuk kategori kumuh.
"Kini tinggal 178,11 hektare," jelas Mbak Ita, sapaan akrabnya di Balai Kota Semarang, Jumat (26/1/2024).
Dia menjelaskan, upaya mengentaskan kawasan permukiman kumuh pun mulai menunjukkan hasil dengan penurunan areal kumuh di Kota Semarang.
Baca juga: Gedung yang Roboh di Kota Lama Semarang Ternyata Cagar Budaya, Pernah Jadi Pusat Ekspor Rempah
"Kami bisa menghapus atau menangani sekitar 200 hektare kawasan kumuh Kota Semarang pada tahun 2023," ujar dia.
Mbak Ita mengaku, selalu memperhatikan kawasan-kawasan permukiman yang masih masuk kategori kumuh. Dia menyebut, perhatiannya juga sering dianggap berlebihan.
Kendati begitu, jurus yang dicap "cerewet" tersebut ternyata ampuh menurunkan jumlah areal kumuh.
"Tetapi harus dengan cerewet, mungkin dibilang wali kotanya galak, judes, tetapi yang penting kawasan kumuhnya hilang," kata dia.
Sejalan dengan penghapusan kawasan kumuh, Mbak Ita menyatakan, pihaknya terus melakukan peningkatan sanitasi lingkungan.
Upaya tersebut dilakukan melalui program kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) yang sedang digodok di Kementerian Keuangan.
Baca juga: Pemkot Semarang Akan Bangun Perpustakaan Daerah Senilai Rp 10 Miliar
"Kemarin kami terhambat karena beberapa kendala, tetapi sekarang sudah dilakukan proses itu di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pada 2024 KPBU ni akan dimulai prosesnya," imbuh Mbak Ita.
Pihaknya juga telah meminta dorongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal upaya penghapusan kawasan kumuh di Kota Semarang.
"Sebagai kota metropolitan, Semarang akan menjadi simpul pelayanan dalam konstelasi regional maupun nasional," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.