SEMARANG, KOMPAS.com - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tinggal menghitung hari.
Pada masa kampanye ini, berbagai baliho, poster, dan atribut politik lainnya tampak memenuhi ruas jalan di Kota Semarang.
Selain itu, tak sedikit pula calon anggota legislatif (caleg) yang menemui rakyat, menyambangi tokoh-tokoh masyarakat, kiai, berkunjung ke tempat ibadah, bahkan sowan ke paranormal atau dukun di Kota Semarang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komunitas Semarang Angker (Semarangker), Pramuji.
Baca juga: Viral, Foto Dandim Sukoharjo Terpasang di APK Bersama Prabowo-Gibran, Ini Kata Bawaslu
Dirinya mengatakan, terhitung sudah ada belasan caleg dari Kota Semarang dan Jakarta yang datang kepadanya untuk meminta sebuah jimat keberuntungan.
Pasalnya, Pramuji dianggap sebagai dukun lantaran memiliki banyak koleksi barang mistis di Markas Semarangker yang disebut dapat mendatangkan kebetuntungan.
"Mereka datang ke saya minta dicarikan jimat atau pegangan. Orang mengira saya dukun karena koleksi barang. Padahal saya berdoa dan minta juga ke Allah," ucap Pramuji kepada Kompas.com, Kamis (25/1/2024).
Baca juga: Kasus Mbah Slamet dan Alasan Masih Banyak Orang Percaya dengan Dukun Pengganda Uang
Baca juga: Siap Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran, Hercules: Mendukung Calon Lain Langsung Pecat
Kendati demikian, Pramuji lantas menasihati para caleg yang datang kepada dia agar tidak mengandalkan kekuatan spiritual, seperti datang ke dukun.
Sebab, perbuatan tersebut merupakan hal buruk dan musyrik karena melanggar aturan agama, terutama bagi caleg beragama Islam.
"Para caleg siapapun pasti punya agama masing-masing, crosscheck saja dengan kitab suci agamanya, dibenarkan atau tidak. Kalau di Islam jelas tidak diperbolehkan karena kemusyrikan," tutur dia.
Baca juga: Buntut Video Dukung Gibran, TPD Ganjar-Mahfud Jabar Laporkan Oknum Satpol PP Garut ke Bawaslu
Di samping itu, Pramuji menyebut, para caleg juga kerap berziarah atau mendatangi makam para leluhur. Dirinya pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Hanya saja, dirinya berpesan kepada para caleg agar tetap berusaha dengan cara yang benar dan tidak menyimpang ajaran agama.
"Mengunjungi pemakaman boleh kalau untuk mendoakan leluhur, tapi untuk minta-minta jelas tidak diperbolehkan. Kalau memang sudah ditakdirkan pasti jadi. Jadi cari jalannya yang diridhoi Allah, jangan jalan yang sesat atau jalan yang musyrik," katanya lagi.
Baca juga: Visi Misi Lengkap Anies-Cak Imin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024
Selain sowan ke dukun dan makam leluhur, tidak sedikit caleg yang menyambangi tempat ibadah seperti Kelenteng Tay Kak Sie yang terletak di Gang Lombok Nomor 62, Kauman, Semarang Tengah.
Kepala Operasional Tay Kak Sie, Andre Wahyudi, mengatakan, banyak caleg yang datang ke kelenteng Tay Kak Sie untuk berdoa maupun bersembahyang.
"Mereka datang personal, boleh datang ke sini tanpa membawa atribut apa pun dan memohon kepada dewa supaya terkabul. Saya juga tidak bisa membantu mempromosikan, karena ada aturan bahwa kelenteng tidak boleh untuk kampanye," kata dia, Kamis.
Baca juga: Bawaslu Copot Ratusan APK di Baubau, Dinilai Melanggar Aturan
Lebih jelas Andre mengatakan, tidak hanya caleg beretnis Tionghoa yang datang ke kelenteng. Namun, agama lain juga kerap mendatangi Kelenteng Tay Kak Sie.
Kendati demikian, Andre berharap agar Pemilu 2024 di Kota Semarang dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kerusuhan akibat perbedaan pandangan, pilihan, dan lain sebagainya.
"Caleg yang datang ke sini tidak masalah. Karena mereka menunjukkan usaha dari berbagai unsur. Bukan cuma orasi, tapi juga mohon restu dari berbagai unsur agama," pungkas Andre.
Baca juga: Visi Misi Lengkap Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Apa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.