Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Karungut, Sastra Lisan dari Kalimantan Tengah

Kompas.com - 24/01/2024, 16:43 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Karungut adalah seni khas masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.

Karungut berupa sastra lisan yang juga dapat disebut pantun yang dilagukan.

Sastra lisan karungut sama dengan madihin di Kalimantan Selatan dan macapat di Jawa Tengah

Kesenian tersebut merupakan salah satu warisan nenek moyang dalam bentuk lagu dan syair yang disusun sendiri oleh penciptanya tanpa menyimpang dari kaidah baku.

Karungut dapat dilantunkan dalam penyambutan tamu sebagai ekspresi kegembiraan.

Karungut

Asal-usul Karungut

Karungut berasal dari kata karunya, kata tersebut diambil dari bahasa Sangiang dan bahasa Sangen/Ngaju Kuno. Karunya berarti tembang.

Asal-usul Karungut dari Kendayu yang merupakan puja-puji maupun kidung dalam agama Hindu Kaharingan.

Baca juga: Madihin, Sastra Lisan di Banjar, Latar Belakang dan Fungsi

Sehingga ada yang mengatakan Karungut tersebut merupakan Kendayu atau sebaliknya.

Pada jaman dahulu, Karungut digunakan oleh ibu-ibu untuk menidurkan anaknya dengan cara bersenandung maupun menyanyi.

Syair-syair karungut menjadi media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur budaya.

Tujuan Karungut

Dahulu fungsi karungut sebagai media pengajaran. Seorang balian (guru atau dukun) akan menyampaikan pengajaran kepada muridnya dengan mengarunut.

Para murid kemudian akan menjawab atau melaksanakan perintah guru tersebut dengan mengarunut.

Belakangan ini, karungut digunakan untuk hajatan, seperti perkawinan, khitanan, penyambutan tamu, hari ulang tahun, ulang tahun kantor, bahkan kampanye Pilkada.

Untuk orang yang menuturkan karungut disebut pengarunut.

Alat Musik Karungut

Dahulu, pelantun karungut diiringi dengan musik pengiring berupa kacapi atau kecapi bersenar dua dan tiga.

Pada perkembangannya musik pengiring karungut semakin beragam, antara lain kecapi, gong, reba, seruling, dan sebagainya.

Baca juga: 11 Jenis Tembang Macapat 

Instrumen tersebut berfungsi untuk menyemarakkan pelantunan karungut.

Tema Karungut

Tema karungut biasanya berupa kejadian atau peristiwa sehari-hari.

Karungut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu karungut cinta, karungut dongeng, dan karungut spontan.

Sedangkan berdasarkan proses penciptaannya, karungut dibedakan menjadi karungut spontan dan karungut tidak spontan.

Karungut spontan (tradisional) adalah karungut yang tercipta secara spontan ketika syair-syair tersebut dilantunkan.

Adapun, karungut tak spontan adalah karungut yang tercipta tidak secara spontan. Pencipta menulis dahulu syair-syair yang akan dilantunkan.

Karungut yang dilantunkan bukan oleh penciptanya sendiri juga dapat dikategorikan karungut tidak spontan.

Sumber:

kebudayaan.kemdikbud.go.id dan warisanbudaya.kemdikbud.go.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Regional
Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Regional
Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Regional
[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

Regional
Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Regional
Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Regional
Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com