KOMPAS.com - Pj Bupati Konawe Harmin Ramba bercita-cita untuk mewujudkan hilirisasi industri pertanian dan menjadikan Konawe sebagai Kota Padi.
Harmin ingin menjadikan Konawe dengan city branding sebagai Kota Padi lantaran hampir seluruh masyarakat di sana berprofesi sebagai petani.
"Alasannya yang pertama karena melihat kultur kita di Konawe, bahwa 80 persen masyarakat Konawe itu adalah bekerja di sektor pertanian," kata Harmin, saat berkunjung di kantor Kompas.com, di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Baca juga: Baru Dilantik, Pj Bupati Konawe dan Pj Wali Kota Baubau Sultra Diminta Kerja dengan Hati
Faktor selanjutnya yakni karena lahan pertanian di sana yang luas. Kabupaten Konawe merupakan lumbung padi terbesar di Sulawesi Tenggara.
Menurut dia, saat ini terdapat 30.000 hektar sawah dan 118.000 hektar lahan yang potensial untuk pertanian di Konawe.
Dalam satu tahun, Konawe diperkirakan menghasilan kurang lebih 200.000 ton beras.
"Itulah yang menjadi dasar pemikiran saya untuk menjadikan Konawe sebagai Kota Padi," ujar Harmin.
Untuk mengoptimalkan Konawe sebagai Kota Padi, pihaknya melakukan sejumlah intervensi dalam bentuk memberikan bantuan kepada petani.
Salah satu yang dilakukan adalah bersama Kementerian Pertanian memberikan bantuan pupuk subsidi kepada petani, bibit padi yang unggul serta alat-alat penunjang pertanian.
"Sekarang kita bantu bibit dari Kementarian Pertanian 10.000 hektar, terus dari pemda ada 1.000 hektar, (jadi total) 11.000 hektar kita intervensi bibit jenis padi yang bagus. Kemudian, kita juga ada beberapa bantuan alat mekanisme pertanian seperti traktor," kata dia.
Harmin ingin sekali mewujudkan hilirisasi industri pertanian di Konawe.
Artinya, hasil pertanian di Konawe tidak langsung dijual dalam bentuk gabah lagi oleh masyarakat setempat.
Tetapi, ada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bidang pangan yang akan menangani dari mulai pemupukan hingga penjualan beras.
Selain itu, tidak berhenti sampai penjualan beras saja, tapi juga mampu memproduksi produk turunan dari beras.
"Itu baru beras, karena kalau berbicara hilirisasi pertanian, ini tidak hanya sampai beras, kita berharap ada prodak ikutannya, ada pabrik tepung beras, pabrik menir, nah itu yang mau kita bikin," ujar dia.
Selama ini, masyarakat Konawe langsung menjual gabah kepada tengkulak.
Ironisnya, tengkulang menjual gabah ke daerah lain seperti Makassar, lalu kembali lagi ke Konawe dalam bentuk beras kemasan.
Hal tersebut yang hendak diubah Harmin. Sebab, jika hilirisasi pertanian di Konawe berhasil, pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pertanian saja sudah besar.
Baca juga: Kisah Seorang Ibu Melahirkan di Atas Perahu yang Mogok di Perairan Konawe Selatan
"Kalau optimalisasi pertanian melalui hiliriasi industri, kita bisa mendapatkan Rp 1,5 triliun per tahun dari sektor padi saja," ujar dia.
Tak hanya padi, di sektor perkebunan, Konawe juga penghasil sawit.
Konawe memiliki 54.000 hektar perkebunan sawit dan 110.000 hektar lahan yang potensial untuk sawit. Wilayah ini juga punya 2 pabrik crude palm oil (CPO) yang beroperasi.
Sama seperti padi, ia ingin ada hiliriasi dari sawit, dengan membuat pabrik minyak goreng di Konawe.
"Kalau kita bicara hiliriasi industri, kita bukan (berhenti) di pabrik CPO (saja), tapi di Konawe kita harus bangun pabrik minyak goreng. Itulah fungsi dari BUMD untuk bermitra dengan pabrik yang punya minyak goreng," kata dia.
Namun, meskipun punya hasil bumi dan alam menjanjikan, daerah ini masih harus berjuang mengentaskan masalah kemiskinan dan stunting.
Sejak dilantik pada September 2023 lalu, Harmin menyebut telah berhasil menurunkan angka stunting dari 28 persen menjadi 5,7 persen.
Kemudian, angka kemiskinan turun dari 11 persen menjadi 6 persen.
"Sudah turun jauh setelah kita intervensi," kata dia.
Baca juga: Lambung Tangki Truk Bocor, Warga Konawe Berebut Tumpahan Solar
Dalam penanganan stunting, pemkab memberikan makanan tambahan, edukasi serta pemberian susu kepada masyarakat.
Harmin mengakui, kemiskinan ekstrem di daerahnya adalah sebuah ironi di daerah yang terkenal sebagai lumbung padi.
Padahal, tak hanya sektor pertanian dan perkebunan, Konawe juga dikenal sebagai penghasil perikanan dan tambang yang menjanjikan.
Karena itu, kata dia, hilirisasi industri pertanian merupakan solusi dalam mengatasi kemiskinan ekstrem hingga stunting.
"Harus hilirisasi industri, kalau ini dikelola dengan baik, kemiskinan dan stunting bisa diatasi," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.