Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Buru Penjual Miras Penyebab 2 Warga Serang Banten Tewas

Kompas.com - 16/01/2024, 13:29 WIB
Rasyid Ridho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com-Polisi memburu penjual minuman keras (miras) yang menyebabkan dua warga Kampung Kriyan, Desa Kebon Ratu, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang, Banten, tewas.

Keduanya yakni Safrudin (33) dan Muhammad Rifai (21).

Sebelum meninggal, keduanya usai pesta miras jenis arak bali dan tuak sejak Selasa (9/1/2024) hingga Kamis (11/1/2024).

"Masih melakukan penyelidikan, penyidik akan kejar penjual miras yang sebabkan dua warga meninggal," kata Kasat Reskrim Polres Serang AKP Andi Kusnady kepada Kompas.com, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: 4 Orang Tewas Dalam Pesta Miras Oplosan di Semarang, Tersangka Belum Ada

Sejauh ini, penyidik telah memeriksa 10 orang saksi yang mengetahui peristiwa tersebut.

Hal itu, kata Andi, guna mengetahui tempat membeli miras yang dikonsumsi korban.

"Untuk mengetahui tempat membeli miras yang diminum korban," ujar Andi.

Andi mengungkapkan, untuk penyebab kepastian tewasnya kedua warga harus dilakukan otopsi.

Saat penyidik memintanya, keluarga korban menolak dengan alasan kejadian tersebut merupakan musibah.

Namun, polisi menduga kedua pria yang bekerja sebagai buruh serabutan itu tewas karena miras oplosan.

"Harus otopsi tapi keluarga korban menolak untuk otopsi," tandas dia.

Penyelidikan pun tetap berlangsung meski mayat korban tidak diotopsi.

Baca juga: Petaka Miras Oplosan di Semarang, 4 Orang Tewas, Korban Bertumbangan dalam 3 Hari

Sebelumnya, Selasa (9/1/2024), kedua korban membeli minuman jenis tuak sebanyak 3 kantong plastik hingga habis dikonsumsi.

Tak puas, korban Rifai kemudian membeli lagi miras jenis arak bali sebanyak dua kantong untuk diminum bersama korban Safrudin.

Saat itu, rekan-rekan kedua korban yakni Jujun, Agus, dan Robi datang dan mengajak untuk pesta miras.

Arak bali dengan tuak dicampur oleh mereka hingga habis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com