BIMA, KOMPAS.com - Fenomena kabut tebal yang menyelimuti wilayah Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), bukanlah dampak dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bima, Syaiful Annas dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/1/2024).
Menurutnya, kabut tebal yang mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima merupakan dampak dari penebalan lapisan inversi. Dalam hal ini suhu lapisan atas lebih tinggi daripada lapisan bawah.
Baca juga: Kabut Tebal, Penerbangan di Bandara Bima Terganggu
Kondisi tersebut membuat partikel-partikel kecil melayang di udara sehingga mengganggu jarak padang dan membahayakan aktivitas penerbangan.
"Hal ini dapat mengganggu aktivitas masyarakat, dalam penerbangan maupun pelayaran," terang Syaiful Annas.
Sebaran abu vulkanik dari aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT, lanjut dia, memang mengarah ke wilayah Bima dan Dompu.
Namun, dari hasil Sigmet (Significant Meteorological) yang dilakukan pada Jumat (5/1/2024) pukul 7.54 Wita, menunjukkan bahwa abu vulkanik mengarah ke Barat Daya, tetapi tidak sampai wilayah Bima dan Dompu.
"Hasil Paper Test yang dilakukan Stamet Bima juga menunjukkan hasil negatif, bahwa sebaran abu vulkanik tidak mencapai wilayah Bima dan Dompu," jelasnya.
Syaiful Annas menghimbau masyarakat untuk tetap tenang menyikapi isu sebaran abu vulkanik yang berkembang di Bima dan Dompu.
Selain itu, dia meminta masyarakat waspada terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung di musim hujan tahu ini.
"Masyarakat agar tetap tenang terkait adanya isu yang beredar saat ini, dan dapat meningkatkan kesiapsiagaan terjadinya bencana alam, khusunya di Kota Bima," kata Syaiful Annas.
Diberitakan sebelumnya, aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terganggu sejak Kamis (4/1/2024) sore sampai Jumat (5/1/2024) pagi.
Hal itu menyusul sebagian besar wilayah Bima dan Dompu diselimuti kabut tebal yang menyebabkan jarak pandang terbatas atau kurang dari 5 kilometer.
Baca juga: Puncak Bogor Hujan Deras, Wisatawan Diminta Waspadai Kabut Tebal dan Jalan Licin
"Sampai saat ini belum ada pergerakan penerbangan, baik yang berangkat maupun yang datang. Maskapai masih menunggu kondisi cuaca membaik," kata Kepala Unit Penyelenggara Bandara Bima, Fitra Jaya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat.
Fitra mengungkapkan, aktivitas penerbangan terganggu sejak Kamis (4/1/2024) sore kemarin. Sejumlah maskapai dari Lombok dan Denpasar membatalkan penerbangan ke Bima karena faktor cuaca.
"Pagi ini kita tunggu kedatangan pesawat dari Lombok dan Denpasar. Dia datang dulu baru berangkat lagi," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.