Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa Sumedang dipicu oleh sesar aktif yang belum teridentifikasi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun mengaku belum bisa memastikan sumber guncangan gempa.
Menurutnya, titik gempa Sumedang berdekatan dengan beberapa jalur sesar aktif, seperti Sesar Lembang, Sesar Baribis, dan sesar Cileunyi-Tanjungsari.
Jika ditarik garis lurus dari ujung Sesar Lembang jarak pusat gempa kurang leih 21 kilometer. Sedangkan dengan Sesar Baribis kurang lebih enam kilometer.
"Untuk saat ini kami sifatnya masih memonitor, belum bisa memastikan sumber dari gempa ini. Sehingga kami belum bisa memastikan penyebabnya," kata Dwikorita dalam konferensi pers melalui Zoom Meeting, Senin (1/1/2024) dini hari.
Dwikorita mengungkapkan, ada kemiripan antara gempa Sumedang dengan gempa Cianjur pada 2022.
"Artinya ini mirip dengan kejadian gempa di Cianjur, ternyata dipicu oleh sesar yang belum teridentifikasi yang akhirnya ditetapkan dengan nama sesar Cugenang ya," kata dia.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan bahwa gempa yang terjadi di Sumedang, Jawa Barat juga pernah terjadi pada 19 Desember 1972.
"Dampak gempa (saat itu) lebih besar dari saat ini," katanya melalui Zoom Meeting, Senin (1/1/2023) dini hari.
Dia pun mengimbau warga, terutama di wilayah perbukitan waspada.
"Terutama di wilayah perbukitan karena gempa yang terjadi dapat memicu bencana longsor, mengingat Sumedang ini didominasi kawasan perbukitan yang rawan longsor," kata dia.
Daryono juga menyoroti banyak rumah tak tahan gempa di Sumedang.
"Ke depan harus lebih diperhatikan terutama dalam membangun rumah. Tentunya harus rumah yang tahan gempa," katanya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Aam Aminullah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.