Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik ke Level 3, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 01/01/2024, 09:36 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Status gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) naik dari level II waspada menjadi siaga atau level III pada Senin (1/1/2024) pukul 04.00 Wita.

Kenaikan status ini berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selama sebulan terakhir.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok NTT Meletus 327 Kali dalam 2 Pekan Terakhir

Kepala PVMBG Badan Geologi ESDM, Hendra Gunawan mengatakan, pada periode pengamatan 1-31 Desember 2023, terjadi peningkatan aktivitas visual dan kegempaan pada gunung Lewotobi Laki-laki. 

Selain itu juga mewaspadai terjadinya awan panas pada arah rekahan kawah. Kemudian adanya asap kawah utama berwarna putih, kelabu dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 100-800 meter dari puncak.

Pasca-erupsi 23 Desember 2023, teramati adanya rekahan di sebelah barat laut puncak sepanjang 180 meter dan mengeluarkan asap putih tebal tinggi 300 meter.

"Pada 1 Januari 2024 teramati adanya pusat erupsi baru yang berasal dari rekahan di sebelah tenggara-selatan puncak gunung Lewotobi Laki-laki," ujar Hendra dalam keterangan tertulis, Senin pagi.

Dia juga menyebut terjadi lima kali gempa letusan atau erupsi, 44 kali gempa hembusan, tiga kali harmonik selama periode pengamatan tersebut. 

Lalu, satu kali gempa tremor non harmonik, tujuh kali gempa tomillo, 20 kali gempa vulkanik dangkal, 113 kali gempa vulkanik dalam, 42 kali gempa tektonik lokal, 79 kali gempa tektonik jauh dan gempa tremor menerus dengan amplitude maksimal 2-5.1 mm (dominan 3.7 mm).

"Pada 1 Januari 2024 pukul 0003 WITA terjadi peningkatan gempa tremor menerus dengan amplitude mencapai 7 mm," ujarnya.

Hendra mengungkapkan, potensi bahaya yang dapat terjadi adalah erupsi eksplosif dengan jarak lontaran material erupsi lebih dari 3 kilometer.

Aktivitas erupsi yang lebih kuat juga dapat menyebabkan longsoran pada bagian rekahan.

Di sisi lain juga menyebabkan terjadinya awan panas dengan jarak luncur dapat mencapai 4 kilometer ke arah barat laut, utara, dan selatan tenggara.

"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental ini sehingga tingkat aktivitas gunung api Lewotobi Laki-laki dinaikkan dan level II waspada ke level III siaga," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com