Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandal Upanat, Alas Kaki Khusus yang Bisa Menjaga Kelestarian Candi Borobudur

Kompas.com - 11/12/2023, 22:28 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Aturan baru diterapkaan bagi wisatawan saat menaiki struktur Candi Borobudur, salah satunya adalah mengenakan sandal Upanat.

Sebelum menaiki bangunan Candi Borobudur, wisatawan akan diberi waktu atau mengganti alas kaki dengan Sandal Upanat dengan ukuran yang telah dipilih ketika membeli tiket.

Baca juga: Melihat Produksi Upanat, Sandal Khusus untuk Naik ke Candi Borobudur

Sandal Upanat ini merupakan fasilitas yang sengaja disediakan bagi wisatawan dengan tujuan khusus, yaitu untuk menjaga kelestarian bangunan Candi Borobudur yang sejak tahun 1991 berstatus warisan dunia UNESCO.

Selain itu, Sandal Upanat ini juga menjadi souvenir yang nantinya bisa dibawa pulang oleh wisatawan.

Baca juga: Naik Candi Borobudur Bakal Wajib Pakai Upanat, Apa Itu?

Pembuatan Sandal Upanat dilakukan langsung oleh para pengrajin yang ada di sekitar kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Dilansir dari laman Kemendikbud, Balai Konservasi Borobudur sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan kajian khusus dan uji coba terhadap penggunaan sandal Upanat di Candi Borobudur.

Bahkan pemilihan nama Upanat yang digunakan pada alas kaki khusus ini juga memiliki alasan tersendiri.

Baca juga: Sandal Upanat untuk Naik ke Candi Borobudur Dipakai Delegasi ATF 2023

Mengenal Sandal Upanat

Sandal Upanat atau Upanat Barabudur adalah sandal khusus yang digunakan wisatawan pada saat menaiki struktur Candi Borobudur.

Bentuk Sandal Upanat juga cukup unik, karena bagian atasnya terbuat dari anyaman daun pandan dan bagian jepitan kaki terbuat dari batok kelapa.

Namun yang istimewa adalah pada bagian alasnya yang terbuat dari material spons ati.

Dari hasil uji gesekan yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis material spon ati dengan tingkat kekerasan lebih rendah dibandingkan jenis spon batu.

Hal ini membuat penggunaan sandal Upanat memiliki dampak keausan pada material batu tangga dan lantai candi yang rendah.

Dalam penelitian Brahmantara dari Balai Konservasi Borobudur, aktivitas berjalan di atas batu candi menggunakan alas kaki secara tidak disadari dan berangsur–angsur akan merusak batu candi.

Pengamatan kondisi tingkat keausan yang dilakukan di awal tahun 2010 oleh Hari Setyawan dari Balai Konservasi Borobudur telah menunjukkan bahwa persentase keausan mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

Persentase keausan rata–rata batu penyusun struktur tangga Candi Borobudur pada sisi timur adalah 74,40 persen, sisi barat 63,39 persen, sisi utara 27,84 persen, dan sisi selatan adalah 30,96 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotesi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotesi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com