KOMPAS.com - Misi pencarian 75 korban erupsi Gunung Marapi di sumatera Utara (Sumut) resmi dihentikan.
Namun demikian, petugas masih akan melakukan penyisiran apabila mendapat informasi baru soal korban lainnya yang tidak masuk dalam data.
"Jika memang ada laporan lain terkait orang hilang, tentunya proses pencarian dan evakuasi kita buka kembali, dikarenakan pintu masuk Marapi ini yang cukup banyak," kata Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Edi Mardianto.
Sebelumnya, kata Edi, pihaknya dan tim SARgabungan telah melakukan penyisiran kembali di lokasi namun tak ada korban ditemukan.
Pihaknya juga belum mendapat laporan adanya warga setempat yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi.
"Belum ada proses evakuasi masyarakat yang berada di kawasan Gunung Marapi. Tentunya upaya-upaya pencegahan dampak erupsi kita upayakan, baik melalui para kapolres-kapolres, dandim, dan perangkat nagari yang berada di kawasan sekitar Gunung Marapi ini," Edi.
Baca juga: Sederet Fakta Evakuasi 22 Jenazah Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi
Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Marapi meletus pada Minggu (3/12/2023).
Beberapa saat kemudian warganet dibuat heboh dengan beredarnya video para pendaki yang terjebak saat erupsi tersebut.
Misi pencarian pun segera dilakukan untuk mengevakuasi 75 pendaki Gunung Marapi.
Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyoroti keberadaan alat peringatan dini di Gunung Marapi, Sumatera Barat, yang baru-baru ini mengalami erupsi.
Menurutnya, keberadaan alat pendeteksi dini itu penting supaya tidak menyebabkan jatuh korban bila erupsi terjadi.
"Seperti tadi dikatakan ada yang dicuri ya, itu supaya pengamanannya, ini jadi ke depan hal ini harus lebih dibenahi, hal-hal yang bisa mencegah kemungkinan terjadinya pendakian pada saat-saat terjadi yang berbahaya," kata Ma'ruf Amin dalam keterangan pers di Bali, Rabu (6/12/2023).
Wapres pun mengimbau adanya kerja sama antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memberikan peringatan bila terjadi bencana.
Hal itu dilakukan agar meminimalisir jatuhnya korban jiwa saat terjadi bencana.
Di kesempatan lain, Koordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Basuki mengatakan, alat pemantau gunung Marapi, Sumatera Barat, beberapa kali pernah dicuri.