Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Tragedi 23 Pendaki Meninggal Saat Erupsi Gunung Marapi...

Kompas.com - 07/12/2023, 08:13 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Misi pencarian 75 korban erupsi Gunung Marapi di sumatera Utara (Sumut) resmi dihentikan.

Namun demikian, petugas masih akan melakukan penyisiran apabila mendapat informasi baru soal korban lainnya yang tidak masuk dalam data.

"Jika memang ada laporan lain terkait orang hilang, tentunya proses pencarian dan evakuasi kita buka kembali, dikarenakan pintu masuk Marapi ini yang cukup banyak," kata Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Edi Mardianto.

Baca juga: Cerita Warga Bantu Evakuasi Pendaki yang Meninggal di Gunung Marapi, Tandai 11 Jasad Sebelum Dibawa Turun

Sebelumnya, kata Edi, pihaknya dan tim SARgabungan telah melakukan penyisiran kembali di lokasi namun tak ada korban ditemukan.

Pihaknya juga belum mendapat laporan adanya warga setempat yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi.

"Belum ada proses evakuasi masyarakat yang berada di kawasan Gunung Marapi. Tentunya upaya-upaya pencegahan dampak erupsi kita upayakan, baik melalui para kapolres-kapolres, dandim, dan perangkat nagari yang berada di kawasan sekitar Gunung Marapi ini," Edi.

Baca juga: Sederet Fakta Evakuasi 22 Jenazah Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi

Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Marapi meletus pada Minggu (3/12/2023).

Beberapa saat kemudian warganet dibuat heboh dengan beredarnya video para pendaki yang terjebak saat erupsi tersebut.

Misi pencarian pun segera dilakukan untuk mengevakuasi 75 pendaki Gunung Marapi.

Jadi sorotan Wapres

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyoroti keberadaan alat peringatan dini di Gunung Marapi, Sumatera Barat, yang baru-baru ini mengalami erupsi.

Menurutnya, keberadaan alat pendeteksi dini itu penting supaya tidak menyebabkan jatuh korban bila erupsi terjadi.

Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu (3/12/2023) dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu (3/12/2023) dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.

"Seperti tadi dikatakan ada yang dicuri ya, itu supaya pengamanannya, ini jadi ke depan hal ini harus lebih dibenahi, hal-hal yang bisa mencegah kemungkinan terjadinya pendakian pada saat-saat terjadi yang berbahaya," kata Ma'ruf Amin dalam keterangan pers di Bali, Rabu (6/12/2023).

Wapres pun mengimbau adanya kerja sama antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memberikan peringatan bila terjadi bencana.

Hal itu dilakukan agar meminimalisir jatuhnya korban jiwa saat terjadi bencana. 

Alat pendeteksi dini diduga dicuri 

Di kesempatan lain, Koordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Basuki mengatakan, alat pemantau gunung Marapi, Sumatera Barat, beberapa kali pernah dicuri.

Salah satu peralatan yang pernah dicuri adalah aki yang terpasang di Stasiun Pemantauan Gunung Api Marapi (GGSL).

"Jadi aki ini berfungsi untuk suplai listrik ke peralatan kami. Kalau listriknya enggak ada, otomatis peralatan tidak berjalan," kata Basuki saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/12/2023).

Menurutnya, selama 2023, dua kali kasus dugaan pencurian alat pemantau gunung Marapi di stasiun tersebut.

Data korban meninggal 

Berikut nama korban yang sudah teridentifikasi:

  1. Muhammad Adan, laki-laki, 21 tahun, mahasiswa, Riau
  2. Muhammad Teguh Amanda, laki-laki, 19 tahun, mahasiswa, Padang Pariaman
  3. Nazatra Adzin Mufadha, laki-laki, 22 tahun, mahasiswa, Riau
  4. Muhammad Alfikri, laki-laki, 19 tahun, mahasiswa, Padang
  5. Nurfa Afitri, perempuan, 27 tahun, Ex-Mahasiswa, Padang Pariaman
  6. Irfandi Putra, laki-laki, 21 tahun, Mahasiswa, Solok
  7. Muhammad Wilki Syaputra, Laki-laki, 20 tahun, Mahasiswa, Riau
  8. Aditya Prasetyo, Laki-laki, 20 Tahun, Mahasiswa, Padang
  9. Afranda Junaidi, Laki-laki, 26 tahun, Swasta, Padang Pariaman
  10. Yusirli Amri, Perempuan, 20 tahun, Mahasiswa, Tanah Datar
  11. Divo Suhandra, Laki-laki, 26 tahun, Swasta, Padang Pariaman
  12. Filhan Alfiqh, Laki-laki, 18 tahun, Mahasiswa, Padang
  13. Wahlul Alde Putra, Laki-laki, 19 tahun, Mahasiswa, Padang
  14. Riski Rahmat Hidayat, laki-laki, 21 tahun, mahasiswa, Padang
  15. Reyhani Zahra Fadli, perempuan, 19 tahun, mahasiswa, Padang
  16. Muhammad Iqbal, laki-laki, 23 tahun, polisi, Padang
  17. Lenggo Baren, perempuan, 19 tahun, mahasiswa, Sumut
  18. Zikri Habibi, laki-laki, 19 tahun, mahasiswa, Padang
  19. Novita Intan Sari, perempuan, 39 tahun, swasta, Padang
  20. Liarni, perempuan, 22 tahun, mahasiswa, Jambi
  21. Ilham Nanda Bintang, laki-laki, 21 tahun, mahasiswa, Riau
  22. Frengki Chandra Kusuma, laki-laki, 23 tahun, Solok Selatan

(Penulis: Perdana Putra | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com