Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Burjo Sriwijaya, Warung Burjo Pertama di Kota Semarang

Kompas.com - 06/12/2023, 23:58 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, menikmati hidangan hangat menjadi pilihan yang tepat di kala musim hujan datang.

Salah satu hidangan hangat yang bisa dinikmati di Kota Semarang adalah bubur kacang ijo. Ada warung bubur kacang ijo yang cukup legendaris dan menyajikan keasliannya sejak tahun 1968.

Namanya Burjo Sriwijaya, yang terletak di Jalan Sriwijaya Nomor 79, Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang.

Baca juga: Sejak 1930, Kuliner Legendaris Colenak Murdi Putra Bandung Masih Eksis

Beberapa panci besar berjejer di atas meja kayu. Disampingnya, ada sejumlah makanan ringan seperti gorengan, donat gula, tahu petis, telur puyuh, dan masih banyak lainnya.

Tidak hanya itu, Burjo Sriwijaya juga menjualkan mie instan dengan berbagai macam rasa.

Pemilik Burjo Sriwijaya, Ocid, menyebut, burjo yang dikelolanya itu merupakan burjo pertama yang hadir di Kota Semarang.

Dulunya, tradisi bubur kacang ijo atau burjo itu dibawa oleh kakeknya, Suranta, yang berasal dari Kuningan, Jawa Barat pada tahun 1968.

"Saya generasi ketiga, cucunya Pak Suranta. Awalnya itu tahun 1968, lalu mulai ramai sejak tahun 1975-an sampai 2010. Tapi semenjak itu mulai sepi," ucap Ocid saat ditemui Kompas.com, Senin (4/12/2023).

Seiring berjalannya waktu, burjo kian merambah dan berkembang. Tidak hanya menjual bubur kacang ijo, namun juga menawarkan sejumlah hidangan berat. Seperti nasi goreng, nasi orak-arik, dan lain-lain.

Burjo Sriwijaya tak mengikuti tren yang berkembang dan tetap menjaga keasliannya.

"Dari dulu konsepnya kayak gini. Tata letak mejanya, kita juga tidak jual nasi, cuma bubur aja sama gorengan-gorengan," tutur pria kelahiran Jawa Barat itu.

Uniknya, Ocid selalu memberikan teh tawar gratis kepada seluruh pelanggannya. Alasannya, sebagai penawar rasa manis yang bersumber dari bubur kacang ijo, ketan hitam, dan santan itu.

Bahkan, setiap orang boleh berkali-kali mengisi ulang teh tawar.

"Katanya kalau habis makan manis kan enek, makanya saya kasih teh tawar saja, gratis. Di warung manapun tidak ada, cuma di sini," ungkap dia.

Satu mangkok bubur kacang ijo, imbuh Ocid, dijual dengan harga Rp 7.000. Sedangkan mie instan harga Rp 9.000 hingga Rp 12.000.

Baca juga: Brambang Asem, Kuliner Khas Solo dengan Rasa Asam Pedas

Dalam satu hari, Ocid bisa menghabiskan sekira 200 porsi bubur.

"Kalau sekarang kira-kira habis 6 kilogram (kg), itu sudah semua. Kalau dulu, paling bisa 35 kg bubur kacang ijonya aja," ungkap dia.

Meski sudah hampir tergerus zaman, Ocid berharap, kedepannya burjo asli serupa miliknya itu masih bisa bertahan mempertahankan tradisi bubur kacang ijo.

"Sekarang mulai sepi karena mungkin udah banyak saingan dan pilihan. Kan zamannya beda, jadi yang sering ke sini pasti yang tua-tua dan sudah langganan. Semoga masih bisa bertahan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mobil Travel Terjun ke Sungai di Musi Rawas, 4 Korban Tewas

Mobil Travel Terjun ke Sungai di Musi Rawas, 4 Korban Tewas

Regional
Laga Final Persib vs Madura, Polisi Pertebal Pengamanan

Laga Final Persib vs Madura, Polisi Pertebal Pengamanan

Regional
Jembatan Kawanua di Maluku Tengah Putus, Akses Transportasi 3 Kabupaten Lumpuh

Jembatan Kawanua di Maluku Tengah Putus, Akses Transportasi 3 Kabupaten Lumpuh

Regional
Trauma, Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Takut Masuk Rumah

Trauma, Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Takut Masuk Rumah

Regional
Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Regional
Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Regional
Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Regional
Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Regional
Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Regional
Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Regional
Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com