Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Bengkulu Anies Bongkar Strategi Memperbaiki Pendidikan Bangsa

Kompas.com - 06/12/2023, 16:38 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Putaran kampanye Capres nomor urut satu Anies Baswedan di Bengkulu cukup unik di Universitas Prof Hazairin. Para mahasiswa seluruh kampus daerah itu menggelar uji capres berupa gagasan, Rabu (6/12/2023).

Ruangan aula disetting melingkar dengan Anies Baswedan di tengah. Ia dihujani banyak pertanyaan.

Pertanyaan pertama, bagaimana Anies dapat membuat pendidikan yang adil dan merata. Terlebih isu Jawa sentris mengemuka.

Baca juga: Di Hadapan Mahasiswa Bengkulu, Anies Sebut IKN Belum Prioritasnya

Menjawab itu, Anies mengungkapkan, semua orang jangan membedakan berdasarkan pulau atau berdasarkan yang mendapatkan kesempatan dan tidak mendapatkan kesempatan.

"Saya melihat masalah pendidikan di Indonesia itu seperti piramid jumlah bangkunya. SD itu lengkap siapapun anak Indonesia bangkunya cukup maka apabila ada 5,6 juta anak lahir maka bangku SD kelas satu cukup namun saat mereka lulus SD maka jumlah bangku SMP jeblok," jelas Anies memulai orasinya, Rabu (6/12/2023).

Menurut Anies, bangku SMP di daerah tidak sampai 60 persen menampung lulusan siswa SD. Lalu SMA lebih kecil lagi jumlah bangkunya. Begitupun jumlah bangku perguruan tinggi.

Baca juga: Anies Baswedan Kenalkan Program Pasar Amin sebagai Solusi Harga Pangan Mahal

"Nah kalau di Bengkulu bangku kuliah tersisa tujuh persen jadi kalau mau diselesaikan urusan pendidikan bukan hanya perguruan tingginya pastikan jumlah bangku SD hingga SLTA sama vertikal lurus bukan piramid," tegas Anies.

Selanjutnya terkait perguruan tinggi, ia melihat biayanya tinggi. Bahkan beban yang ditanggung keluarga tidak sebanding dengan yang ditanggung negara.

Pendidikan Investasi

Anies menegaskan empat sektor investasi yang penting. Yakni pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan keagamaan.

"Karena ketika kita membiayai seseorang untuk pendidikan apalagi sampai perguruan tinggi dipandang sebagai investasi ketika dia lulus dia akan berkarya, memberikan manfaat bagi dirinya, keluarga, dan masyarakatnya. Manfaat itu adalah return dari investasi kita," ujar Anies.

"Kalau dipandang cost maka kita pasti menurunkan biaya padahal kalau diturunkan apa yang terjadi maka akan banyak anak yang tidak kuliah," ujarnya.

Lebih jauh ia mengatakan, pasangan Anies-Muhaimin berkomitmen mengubah pendidikan bukan sebagai industri tetapi sebagai eskalator sosial ekonomi bagi rakyat alias naik kelas.

Terakhir menurut Anies, porsi anggaran ditingkatkan agar bangku sekolah cukup di pendidikan tinggi diberikan anggatan lebih besar agar anak-anak bisa masuk kuliah.

Hari ini, ada program bantuan pendidikan untuk kuliah tapi yang menerima bantuan itu adalah keluarga yang tidak mampu. Sehingga keluarga yang di tengah, miskin bukan kaya tidak, tidak bisa apa-apa.

"Maka tentu saja tambahan anggaran menjadi hal yang penting," demikian Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com