PURWOREJO, KOMPAS.com - Pada tahun 2018, tanah kas desa (Bengkok) di Desa Megulungkidul, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah adalah sebuah lahan yang tak produktif.
Topografi yang rendah membuat tanah yang berada di pinggir jalan Kemiri-Pituruh ini sering digenangi air. Sehingga lahan tersebut tak dapat ditanami layaknya sawah pada umumnya.
Baca juga: Pemkab Sikka Latih Aparat Desa dan Pelaku Wisata Perkuat Tata Kelola Destinasi Wisata
Namun semenjak tahun 2019, lahan seluas 3.360 meter persegi itu disulap menjadi kafe kekinian berkonsep kebun anggur yang menghasilkan PAD puluhan juta.
Kepala Desa (Kades) Megulungkidul, Malik Khairul Anam mengatakan, kafe berkonsep kebun anggur tersebut dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Megulungkidul.
BUMDes yang bergerak dibidang kuliner ini diklaim mampu menghasilkan omzet Rp 50 - 60 juta per bulan.
"Pada tahun 2021 BUMDes setor 12 juta, pada tahun 2022 BUMDes setor untuk PAD 24 juta naik 100 persen," kata Malik Khairul Anam saat ditemui di lokasi pada Sabtu (2/12/2023).
Baca juga: Solusi Atasi Jam Kosong, Siswa SMP di Purworejo Ciptakan Robot Pengganti Guru Berbasis AI
Pihak BUMDes menyulap lahan tak produktif menjadi kafe yang dilengkapi gazebo dan taman anggur.
Pemandangan khas pedesaan, hamparan sawah serta pegunungan, menjadikan tempat ini banyak dikunjungi.
Para pengunjung juga dapat memetik buah anggur segar saat masa panen.
Setidaknya ada 10 varietas anggur yang dibudidayakan oleh masyarakat Desa Megulungkidul, khususnya yang ditanam di sekitaran lokasi kafe.
Baca juga: Kisah Siswi SMK di Purworejo Jadi Tulang Punggung Keluarga demi Rawat 2 Paman yang Lumpuh
Beberapa jenis anggur diantaranya anggur Ninel, Angelica, Trans, Baikonnur, Dubovsky Pink, Haroll, GosV, Akademik, dan Nizina. Anggur varietas dari luar negeri yang dibudidaya di Desa Megulungkidul ini menjadi salah satu daya tarik wisata kafe anggur yang dikelola Bumdes ini.
"Dengan dikelolanya BUMDes ini, kita berharap nantinya Desa Megulungkidul dapat menjadi desa Mandiri dengan memberdayakam masyarakat sekitar," kata dia.
Lapangan kerja
Selain sebagai daya tarik wisata, kafe anggur ini pun saat ini telah menjadi salah satu tempat usaha yang menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga Desa setempat.
Setidaknya 10 orang muda-mudi Desa Megulungkidul diberdayakan untuk ikut mengelola kafe ini.
"Tidak ada persyaratan khusus untuk bekerja di sini. Karena kita juga fokus melakukan pemberdayaan dan penyerapan tenaga kerja yang mayoritas dari desa Megulungkidul sendiri," kata Malik.
Baca juga: Eks Kades Korupsi untuk Karaoke Tiap Hari, Hakim Sebut 4 Perangkat Desa Harus Tanggung Jawab