MATARAM, KOMPAS.com- Di tengah upaya menjaga netralitas aparat desa dan aparatur sipil negara (ASN) dalam Pemilu 2024, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar beberapa kali meminta tamu undangan meneguhkan kata 'Amin' dan meminta mereka kompak meneriakkan kata 'Amin' berulangkali.
Di sela-sela pidatonya, Gus Halim beberapa kali mengajak tamu undangan yang terdiri dari sejumlah PJ Gubernur, bupati se-Indonesia, kepala desa dan pemenang desa wisata, mengucapkan kata 'amin' dengan kompak.
Peristiwa itu terpantau saat Mendes memberi sambutan di acara Malam Apresiasi Pemenang Lomba Desa Wisata Nusantara 2023, di Senggigi Lombok Barat, Jumat (24/11/2023).
Baca juga: Saat Mendes Kenalkan Cak Imin sebagai Capres di Depan Mahasiswa UGM
Menteri menyampaikan harapannya di hadapan seluruh undangan agar pemimpin masa depan bangsa adalah pemimpin yang memahami masalah desa dan ikut mazhab yang percaya dan yakin bahwa desa mampu mengelola dirinya sendiri.
Dia yakin semua tahu siapa pemimpin yang punya visi misi ke depan untuk kepentingan desa.
"Saya tidak usah cerita apa-apa karen itu bukan urusan menteri tapi urusan para calon, semuanya punya hak untuk menentukan dari tiga pasangan calon siapa yang terbaik untuk kepentingan pembangunan di desa. Doakan semoga apa yang kita perjuangkan ini diberikan keberhasilan oleh Allah SWT, " kata Gus Halim dan langsung disambut ucapan amin dari seluruh tamu undangan di ruangan tersebut
"Aminnya dak kompak,' Mendes meminta ucapan amin yang lebih kompak dan langsung disambut dengan suara riuh ucapan amin dalam ruangan tersebut
Baca juga: Mendes PDTT Sebut 17 Desa di Bondowoso Berstatus Mandiri, Bakal Dapat Anggaran Lebih
"Nah itu baru benar, kalau doa itu aminnya harus serius. Masak kepala desa didoakan, tapi aminnya dak kompak," ungkapnya dan disambut ucapan yang lebih riuh.
"Nah itu baru kompak. Kompak amin ? Itu baru benar," kata Gus Halim.
Tak hanya sampai di sana, ucapan amin yang berulang ulang dengan penegasan kembali dilakukannya dalam pidatonya yang cukup panjang, sekitar 15 menit setelah pembagian penghargaan pada desa desa terbaik di Nusantara.
Gus Halim menjelaskan terkait program desa digital, Dia menyerahkan juga bantuan komputer pada desa digital.
Pemberian perangkat bantuan komputer, pelatihan dan uang Rp 20 juta tiap tahun pada 5 desa digital tersebut, setelah melalui proses panjang.
Desa digital adalah desa yang dikelola dengan dana utang pinjaman Bank Dunia.
Gus Halim menerangkan pertama menjadi menteri dia disuguhkan program yang tidak jelas dengan dana Rp 100 miliar dan hasilnya desa hanya menghasilkan YouTube.
Disebutkan oleh pengelola program bahwa itu adalah inovasi desa.