KOMPAS.com - Kerangka manusia yang ditemukan pada lubang yang dicor di sebuah rumah di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, ternyata beridentitas Fitriani (21).
Perempuan asal Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, itu dibunuh oleh suaminya, SH (30).
Sebelum ditemukan tewas, Fitriani tak diketahui keberadaannya oleh keluarga di kampung maupun warga di Blitar.
Berita lainnya, semua kepala desa (kades) se-Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), bakal dipanggil Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah (Polda) Jateng.
Pemanggilan terhadap 176 kades ini akan dilakukan bertahap mulai Senin (27/11/2023) hingga Rabu (29/11/2023).
Menyoal pemanggilan ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermasdes) Karanganyar Sundoro Budi Karyanto meminta para kades untuk tidak risau.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Sabtu (25/11/2023).
Identitas kerangka manusia dicor di sebuah rumah di Kabupaten Blitar akhirnya terungkap.
Ia adalah Fitriani (21), istri SH (30). SH merupakan pemilik rumah tersebut, sekaligus pembunuh korban.
Kepala Seksi (Kasi) Humas Kepolisian Resor (Polres) Blitar Kota Iptu Samsul Anwar mengatakan, beradasarkan keterangan keluarga, Fitriani sudah lama tak pulang kampung ke Kabupaten Konawe Selatan.
"Menurut pihak keluarga yang diwakili kakak kandung Fitriani, terakhir keluarga di Sulawesi berkomunikasi melalui telepon sekitar dua tahun lalu,” ujar Samsul, Kamis (23/11/2023).
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Konda Iptu Kartini SJ telah menemui keluarga Fitriani di Konawe Selatan. Mereka memasrahkan pengusutan kasus ini ke polisi.
Baca selengkapnya: 2 Tahun Tak Ada Kabar, Fitriani Ternyata Dibunuh Suami, Jasad Dicor di Kamar
Polisi memastikan pemanggilan kades se-Karanganyar tak mengandung muatan politis.
Dirreskrimsus Polda Jateng Kombes Dwi Soebagio menuturkan, penyelidikan ini murni untuk membantu program pemerintah daerah dan kades agar pembangunannya sesuai dengan ketentuan.
Adapun pemanggilan ini merupakan tindak lanjut setelah adanya laporan dari masyarakat.
"Kami mendapatkan aduan dari masyarakat terkait adanya dugaan pemotongan dana aspirasi desa dari bantuan provinsi," ucapnya, Jumat (24/11/2023).
Saat ini, ada 13 orang yang diperiksa karena ada dugaan pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi. Dugaan pekerjaan yang tak sesuai spesifikasi dan pemotongan dana tersebut dianggarkan pada periode 2020-2022.
Baca selengkapnya: Semua Kades di Karanganyar Akan Dipanggil Polda Jateng, Kepala Dinas: Ndak Usah Risau