Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Diduga Palsu, Ijazah SMK di Lebak Ternyata Bukan Ditandatangani Kepsek

Kompas.com - 22/11/2023, 18:43 WIB
Acep Nazmudin,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Sejumlah alumni SMK 17 Agustus Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, ditolak bekerja lantaran ijazahnya diduga palsu.

Kepala Sekolah SMK 17 Agustus, Anita Lestari Rahayu, menyebut ijazah tersebut asli, tapi ada kesalahan di tanda tangan dan stempelnya.

Anita mengatakan, tanda tangan yang terdapat di ijazah yang diduga palsu bukan milik kepala sekolah tapi oknum penanggung jawab sekolah berinisial D.

“Sebenarnya ijazahnya bukan palsu, tapi ditandatangani oleh orang yang tidak bertanggung jawab tanpa seizin kepala sekolah atau sekolah induk,” kata Anita kepada wartawan di SMK 17 Agustus, Rabu (22/11/2023).

Baca juga: Diduga Ijazahnya Palsu, Alumni Sekolah di Rangkasbitung Ditolak Saat Akan Bekerja

Anita menjelaskan, SMK 17 Agustus merupakan sekolah filial atau sekolah kelas jauh dari SMK 19 Maret Pandeglang.

Seharusnya, yang bertanggungjawab untuk menandatangani ijazah adalah kepala sekolah SMK 19 Maret.

Namun, kenyataannya malah ditandatangan oleh D yang menjabat sebagai penanggung jawab sekolah.

Sementara Anita sendiri, diangkat sebagai Kepala Sekolah di SMK 17 Agustus baru beberapa bulan dan belum memiliki SK pengangkatan.

Baca juga: Golkar Siapkan Ridwan Kamil Jadi Cagub Jabar, Airin di Banten, dan Khofifah di Jatim

Anita mengatakan, D menandatangani ijazah tersebut atas inisiatif sendiri. Hal tersebut dilakukan saat kepala sekolah SMK 19 Maret tengah sakit.

“Kita diinformasikan jika sekolah induk tidak memberi wewenang (kepada D) untuk mendandatangani. Selain tanda tangan, penempatan stempel juga salah,” kata dia.

 

Menurut Anita, ada sembilan siswa lulusan 2022 dan dua siswa lulusan 2023 yang ijazahnya bermasalah karena dugaan pemalsuan tanda tangan.

Orangtua para siswa tersebut sudah datang ke sekolah untuk meminta solusi.

Namun, belum selesai karena pertemuan antar kedua belah pihak sempat ricuh karena emosi terhadap D.

Baca juga: UMP Banten 2024 Jadi Rp 2,72 Juta, Naik Rp 66.000

Terkini, orangtua siswa dan Anita sudah melaporkan D ke polisi.

Sementara Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Dindikbud Banten, Gugun Nugraha, mengatakan baru mengetahui ksus tersebut hari ini dan berencana akan memanggil pihak sekolah pada Rabu (23/11/2023).

“Besok akan kita klarifikasi dan kita undang ada apa dengan sekolah tersebut, bagaimana legal formalnya skeolah tersebut, ini akan klarifikasi ke sekolah besok,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com