Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Nilai Kesetaraan Pembangunan Manusia dan Fisik Tak Merata Saat Ini

Kompas.com - 22/11/2023, 16:42 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan mengatakan, saat ini Pemerintah Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah (PR) soal kemakmuran seluruh rakyat yang setara.

Sebab menurutnya, kemakmuran Indonesia mampu dihadirkan jika mewujudkan kesetaraan di segala bidang.

Hal ini diungkapkannya saat Dialog Terbuka Muhammadiyah, pada Rabu (22/11/2023).

Baca juga: Jika Terpilih, Anies Revisi UU ITE, Nilai Hujatan-Kritik Baik untuk Pemerintah

Ia juga menekankan, jika terpilih dalam Pemilu 2024 nanti, prinsip setara dan keadilan bakal lebih diterjemahkan dalam berbagai macam kebijakan pemerintah.

"Satu kemakmuran di seluruh Indonesia, PR kita di situ. Bagaimana seluruh wilayah punya kesetaraan kemakmuran, kalau ketimpangan terus-menerus maka menjaga persatuan sangat sulit," kata Anies Baswedan saat di Edutorium Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS), Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) pada Rabu (22/11/2023).

Bahkan menurutnya ketimpangan warga Indonesia saat ini masih sangat terlihat. Ia melihat dari sisi indeks pembangunan manusia (IPM) antardaerah yang pertumbuhannya tidak seimbang.

"Indeks pembangunan manusia Jawa dan Sumatera pada tahun 2013 skornya 69. Sedangkan di Kalimantan, Bali, Sulawesi, Maluku skornya 69 pada tahun 2022. Jadi ketinggalan satu dekade," urainya.

Anies-Muhaimin juga menekankan, untuk menggapai Indonesia yang utuh, bukan menekan dan memberikan rasa takut. Menurutnya, persatuan yang sesungguhnya ditopang dengan rasa keadilan.

"Maka kami usahakan ke arah sana, kesetaraan di semua aspek," jelasnya.

Sebab menurutnya, Indonesia didirikan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, oleh karena itu perlu dipegang dan menjadi prinsip bersama.

"Itulah intisari mengapa kita merdeka. Itu yang menjadi prinsip kami, saya dan Gus Muhaimin berangkat dengan niat dan tujuan bahwa pikiran kita untuk melakukan perubahan bukan sekadar mengubah tetapi juga ingin Indonesia yang lebih adil dan setara," tegasnya.

Ia juga sempat menilai soal kesetaraan pembangunan fisik, seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) yang jauh dari langkah dan tujuannya tidak berkesinambungan dengan pemerataan.

"Jadi antara tujuan pemerataannya tidak sinkron. Kalau meratakan Indonesia maka bangun kota kecil menjadi menengah, menengah menjadi besar di seluruh Indonesia," jelas Anies.

"Bukan membangun satu kota di tengah hutan. Karena membangun satu kota di tengah hutan itu sesungguhnya menimbulkan ketimpangan baru," katanya.

Baca juga: Saat Abdul Muti Tanya Kursi Menteri untuk Muhammadiyah ke Anies dan Cak Imin...

Pembangunan kesetaraan ini pula, yang akan diwujudkan olehnya jika terpilih saat Pilpres 2024.

"Itu harus dikaji. Indonesia yang serta dan Indonesia yang merata. Argument sama, tapi menurut kami bukan membangun satu kota tapi membangun semua kota yang diseluruh Indonesia," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com