Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Air, Warga di NTT Bangun Jam 04.00 Subuh untuk Timba Air Minum Bersih

Kompas.com - 13/11/2023, 06:00 WIB
Markus Makur,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kemarau panjang berdampak pada krisis air minum di wilayah Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya Desa Komba.

Debit air di dua sumber mata air yakni Wae Nggiring dan Wae Mbete terus menyusut dan berkurang.

Alhasil, warga Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, harus bangun jam 04.00 subuh. Mereka menimba air minum di sumber mata air Wae Nggiring dan Wae Mbete.

Warga di Nusa Tenggara Timur itu harus berjalan kaki untuk menimba air minum yang terletak di sisi selatan dan utara desa tersebut.

Baca juga: Krisis Air Bersih, 336 KK di Kediri Andalkan Suplai Pemerintah

"Dampak kemarau berkepanjangan, debit air minum di sumber mata air Wae Nggiring dan Wae Mbete sangat berkurang."

"Kalau sumber mata air Wae Nggiring pada musim kemarau saat ini debit airnya sangat berkurang, terkadang warga baku rebut untuk pergi timba sampai ada warga yang terpaksa bangun jam 04.00 subuh agar bisa dapat air."

"Sedangkan sumber mata air Wae Mbete yang sedang dilakukan pembersihan hari ini, Minggu, (12/11/2023) debit airnya juga berkurang, tapi masih bisa bertahan walaupun pada sore hari kita terpaksa timba airnya sudah keruh atau kotor," jelas Sekretaris Desa Komba, Robertus Jegaut saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp.

Jegaut menjelaskan, Sabtu (4/11/2023) lalu warga dusun Paundoa membersihkan sumber mata air Wae Nggiring secara swadaya oleh masyarakat Dusun Paundoa.

Kegiatan tersebut swadaya, murni berkat kesadaran masyarakat setempat akan pentingnya kebersihan dan kelestarian air minum bersih, apa lagi pada musim kemarau seperti ini.

"Sumber mata air Wae Nggiring berada di lokasi RT006 RW003, Dusun Paundoa dan sumber mata air Wae Mbete berlokasi di RT003, Dusun yang sama," jelasnya.

Baca juga: Sediakan Air Bersih untuk Masyarakat, WBN Bangun Water Intake dan WTP di Halmahera Tengah

Jegaut menjelaskan, jarak mata air Wae Mbete dengan pemukiman warga 2 kilometer. Jumlah kepala keluarga (KK) pemanfaat sekitar 70.

Sementara itu jarak sumber mata air Wae Nggiring kurang lebih 600 meter dengan pemanfaat lebih dari 50 KK.

Untuk menambah stok air minum bersih, warga terpaksa harus membeli air yang dijual dengan mobil pickup di mana harga per tangki 1.000 liter adalah Rp 100.000.

Ritual Rii Ka Nee Dengi Wae Susu di sumber mata air

Jegaut menjelaskan tua-tua etnis Rongga di Manggarai Timur melaksanakan ritual adat Rii Ka Nee Dengi Wae Susu (memberikan penghormatan kepada leluhur yang pertama kali menemukan sumber mata Wae Nggiring dan Wae Mbete), Sabtu (11/11/2023) dan Sabtu, (4/11/2023).

"Tii Ka artinya menghormati leluhur, Nee Dengi Wae Susu berarti meminta penjaga mata air agar tidak kering, baik saat kemarau maupun saat musim hujan." 

Baca juga: Enam Remaja Beraksi, Bangun Akses Air Bersih dan Sanitasi Warga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibakar Cemburu, Pria di Nunukan Aniaya Istri dengan Benda Keras

Dibakar Cemburu, Pria di Nunukan Aniaya Istri dengan Benda Keras

Regional
Mantan Napi Soemarmo Bakal Maju Pilkada Semarang Lagi, Siap Buktikan Tak Terbukti Korupsi

Mantan Napi Soemarmo Bakal Maju Pilkada Semarang Lagi, Siap Buktikan Tak Terbukti Korupsi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Petir

Regional
Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Regional
[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com