Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga di Manggarai Barat, Berebut Air Minum dengan Ternak Kerbau dan Sapi di Kali

Kompas.com - 09/11/2023, 16:46 WIB
Nansianus Taris,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga Kabupaten Manggarai Barat belum semuanya menikmati pelayanan air minum bersih dari pemerintah daerah.

Warga Kampung Golo Karot dan Pandang, Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, contohnya.

Guna mendapatkan air bersih, terkadang warga di wilayah tersebut harus berebut dengan hewan ternak kerbau dan sapi.

Frederikus Maga, Kepala Dusun Sambir Bendera, menuturkan, warga sudah mengalami susahnya air bersih selama belasan tahun.

Baca juga: Embung di Pangkalpinang Mengering, Permintaan Air Bersih BPBD Diputus

Salah satu faktornya adalah di kampung itu tidak terdapat sumber mata air dan layanan air bersih dari pemerintah.

Akibatnya, warga terpaksa mengambil air kali Wae Sepang yang jaraknya sekitar 800 meter dari perkampungan. Kali itu juga tempat ternak seperti sapi dan kerbau minum.

"Karena air untuk minum bersumber dari tempat yang sama jadinya kami berebut air dengan kerbau dan sapi. Hewan di sebelah atas, kaki di sebelah bawah ambil air," tutur Frederikus saat dihubungi Kamis siang.

"Kami ambil air kali untuk minum, cuci dan untuk kamar mandi serta toilet," sambung dia.

Ia mengungkapkan, warga memilih mengambil air di kali itu pagi dan sore hari. Mereka memikul jeriken dan ember dengan berjalan kaki sejauh 800 meter.

Selain karena banyak aktivitas lain di siang hari, kondisi iklim yang panas juga menjadi alasan utamanya.

"Air dari kali itu terkadang keruh, karena di tempat yang sama merupakan lokasi pembuangan limbah dari Pasar Lembor dan limbah persawahan," ungkap dia.

Baca juga: Pemkab Semarang Jamin Ketersediaan Logistik dan Air Bersih Warga Terdampak Kebakaran Gunung Merbabu

Frederikus mengatakan, air yang diambil warga penggunaannya mesti sejalan dengan ketersediaan. Warga mesti pintar-pintar menghemat.

Namun jika terdesak biasanya warga terpaksa membeli air tangki.

"Kalau pun mau beli ya tunggu ada uang. buat yang ada uang," katanya.

Berbagai upaya telah dilakukan agar keluar dari kondisi susah mendapatkan air minum bersih itu.

Salah satunya melalui Pakartulus, sebuah wadah komunikasi untuk warga di tiga anak kampung yakni Pandang, Golo Karot dan Wae Tulu.

Ia menyebut, belum lama ini warga dua kampung tersebut telah bertemu dengan Aurelius Endo, Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Wae Mbeliling.

Dalam pertemuan itu pihak Perumda Mbeliling berjanji masalah air bersih yang selama ini membelenggu warga di sana segera dituntaskan dengan langkah cepat dan tepat.

Baca juga: Terdampak Kekeringan, 5 Dusun di Jombang Alami Krisis Air Bersih

Salah satunya adalah dengan skema emergency, drop air dengan mobil tangki.

"Untuk sementara kami akan drop menggunakan mobil tangki 4.000 liter setiap hari atau sesuai kebutuhan, ini skema emergency."

"Karena sistem drop, maka warga harus siapkan tempat penampung di masing-masing rumah," beber dia.

Ia menambahkan, sesuai kesepakatan, setiap tangki air sebanyak yang mendistribusikan air akan dikenakan jasa angkut sebesar Rp 75.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berdayakan UMKM, Pemprov Kalteng Gelar Kalteng Expo Tahun 2024

Berdayakan UMKM, Pemprov Kalteng Gelar Kalteng Expo Tahun 2024

Regional
Seko Upcycle, Inovasi Anak Muda Semarang Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen Kekinian

Seko Upcycle, Inovasi Anak Muda Semarang Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen Kekinian

Regional
Sebanyak 282 Calon Jemaah Haji Asal Mataram Berisiko Tinggi

Sebanyak 282 Calon Jemaah Haji Asal Mataram Berisiko Tinggi

Regional
Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Terbakar, Diduga karena Percikan Api Pemotong Pipa

Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Terbakar, Diduga karena Percikan Api Pemotong Pipa

Regional
Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Regional
Kerap Dianiaya, Kakek di NTT Bunuh Seorang Pemuda

Kerap Dianiaya, Kakek di NTT Bunuh Seorang Pemuda

Regional
Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Rp 7,2 Miliar kepada 1.200 Guru PAUD

Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Rp 7,2 Miliar kepada 1.200 Guru PAUD

Regional
Mbak Ita Siap Maju Pilwalkot Semarang Usai Dapat Arahan Ketum PDIP dan Restu Keluarga

Mbak Ita Siap Maju Pilwalkot Semarang Usai Dapat Arahan Ketum PDIP dan Restu Keluarga

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Banjir Lahar Gunung Marapi di Agam, 12 Warga Tewas

Banjir Lahar Gunung Marapi di Agam, 12 Warga Tewas

Regional
Banjir Bandang Landa Tanah Datar, 1 Korban Tewas dan 1 Hilang

Banjir Bandang Landa Tanah Datar, 1 Korban Tewas dan 1 Hilang

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com