Sementara, Ketua RT03/RW14, Kelurahan Tanjungpinang Barat, Hendra Kusuma, menyatakan kejadian sumur warga tercemar limbah BBM itu ppertama kali pernah terjadi pada tahun 2018.
Warga sempat menduga pencemaran itu akibat kebocoran tangki SPBU PT. BAB di Jalan Soekarno Hatta yang jaraknya sekitar 130 meter dari rumah warga sekitarnya.
Lalu peristiwa itu, juga dilaporkan kepada DLH Tanjungpinang. "Saat itu DLH dan SPBU mengecek ke lapangan, tapi kata mereka tak ada terjadi kebocoran tangki BBM," ujar Hendra.
Hendra menambahkan sekitar sepekan terakhir, pencemaran limbah minyak di sumur warga Gang Nila kembali terjadi.
Bahkan kondisinya lebih parah dibanding 2018 yang cuma beraroma minyak, karena saat ini air sumur warga sudah berwarna campuran biru dan hitam pekat.
Baca juga: Kali Bekasi Tercemar Limbah, Pemkot Andalkan Kalimalang untuk Sumber Air PAM
Bahkan, menurut Hendra, air yang sudah tercemar minyak itu langsung terbakar jika tersulut api.
Kondisi ini tentu mengundang kekhawatiran warga setempat, terlebih kawasan itu padat penduduk.
Lanjut Hendra, kini air itu tetap digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari dengan cara disaring dulu, namun aromanya tetap tak bisa hilang.
"Untuk mandi masih bisa. Tapi kalau untuk diminum, warga lebih memilih beli air bersih," ungkap Hendra.
Hendra berharap Pemkot Tanjungpinang dapat membantu kebutuhan air bersih bagi warga Gang Nila, setelah terimbas pencemaran minyak di sumur warga setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.