Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pasien Rabies di NTT Kabur dari Puskesmas lalu Meninggal

Kompas.com - 07/11/2023, 18:52 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial YS (43), warga Kelurahan Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia setelah kabur dari puskesmas.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS Ria Tahun, mengatakan, sebelum meninggal, YS sempat kabur saat menjalani perawatan medis di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Niki-niki.

"Meninggalnya tadi subuh, sekitar pukul 03.30 Wita," kata Ria kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (7/11/2023) malam.

Baca juga: Pasien Suspek Rabies di NTT Kabur dari Puskesmas Saat Dirawat

Ria menjelaskan, beberapa jam sebelum meninggal, keluarga sempat menginformasikan kepada petugas medis puskesmas bahwa ada busa keluar dari mulut YS.

Petugas lalu memeriksa kondisi korban dan menyatakan YS meninggal dunia.

Setelah itu, petugas lalu memeriksa riwayat penyakit YS.

Dari informasi yang dikumpulkan dari keluarga, YS pernah digigit anjing di bagian tangan pada Juni 2023.

Setelah digigit anjing, YS mencuci luka gigitan seadanya tanpa menggunakan deterjen. Sebab, YS beranggapan bahwa luka gigitannya biasa-biasa saja.

Atas kejadian itu, warga setempat menyarankan YS agar melapor ke puskesmas. Namun dia menolak karena menganggap luka gigitan tersebut tidak perlu mendapatkan vaksinasi anti rabies (VAR).

Selanjutnya, dia mengeluh dengan gejala demam tapi tidak menentu. Lalu pada Minggu, 5 November 2023 sore, keluarganya membawa YS ke Puskesmas Niki-niki untuk dirawat.

Saat dicek kondisi kesehatannya, tim medis tidak menemukan tanda-tanda demam, sesak napas, berkeringat banyak, batuk pilek, muntah, sulit makan dan minum, nyeri ulu hati, dan mencret.

Sekitar pukul 23.00 Wita, dia mengeluh sesak napas, mual, gelisah, takut angin, sulit minum air, dan merasa seperti tersengat, berkeringat banyak, air mata berlebihan, dan berteriak.

Keluhan dengan gejala yang sama, terus dirasakan hingga Senin, 6 November 2023. Sekitar pukul 12.30 WIB, korban mulai menunjukkan kegelisahan, mengamuk lalu kabur.

Lalu petugas medis meminta persetujuan dari keluarganya untuk melakukan tindakan restrain (diikat). Permintaan itu disetujui.

Sekitar pukul 14.40 Wita, dia terus mengamuk hingga ikatannya putus kemudian kabur dari puskesmas dengan cara melompat pagar dan keluar ke permukiman.

Baca juga: Satu Warga TTS Meninggal karena Rabies, Korban Sempat Tolak Divaksin

Petugas medis pun langsung meminta bantuan pengamanan dari polisi dan TNI, untuk membantu mengamankan korban.

Menurut Ria, jika dilihat dari gejala yang muncul dan masa inkubasinya, maka diduga YS mengalami gejala khas rabies.

"Karena mulai muncul gejala awal di minggu ke-20 dan hari keenam pasca-gigitan. Dia meninggal setelah mengalami gejala khas rabies," ujar Ria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com