"Setelah pintu terbuka, saksi HI dan teman lainnya melihat RWA sudah terbujur kaku dan leher terikat tali plastik," ujarnya.
Atas peristiwa itu, saksi HI dan santri lainnya melaporkan hal ini ke guru pondok pesantren.
AKP Mursalim mengatakan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan saksi-saksi dan bukti-bukti di TKP.
Baca juga: Menag Bacakan Pesan Jokowi dalam Ultah Santri Madrasah NWDI di Lombok Timur
Sebelum ditemukan tewas, ARW sempat menulis surat wasiat berisi kalimat perpisahan yang ditujukan untuk ibunya.
"Tabe mama nah denengka upabahagiaki tuli upakacewa terrumi, melona selei iye linoe supaya bahagiaki monro okkoe, iya tuttumi tuli makkibbua masalah, tuli upakasirimi taue okko bolae, dega tau pojika okko linoe selainna idi. (Saya minta maaf mama tidak pernah membuat mama bahagia dan selalu membuat kecewa, saya mau tinggalkan dunia ini agar mama bahagia hidup di sini, saya selalu membuat masalah, selalu membuat malu orang-orang di rumah, tidak ada yang menyukai saya di dunia ini selain mama),"
"Podang i taue okko bolae makkada adampangi yeko engka salanna *k*y. Maddena ple jolo mama nah melona lo sibawa bapak, tillau doangekka nah, dga tommi ampai gunaku monro okko linoe (Beritahu orang-orang di rumah bilang maafkan kesalahan saya. Saya pergi dulu yah mama saya mau pergi ke bapak, minta doanya mama, tidak ada manfaatku tinggal di dunia ini)," tulisan RWA dalam surat wasiatnya.
Kasubsi Penmas Si Humas Polres Sidrap, Bripka Asis membenarkan surat wasiat tersebut.
"Iya betul, kami mengamankan barang bukti berupa surat yang ditulis korban RWA," kata Bripka Asis saat dikonfirmasi, Selasa (31/10/2023) dilansir dari Tribun-Timur.com.
Dikatakan, RWA memberikan surat tersebut ke temannya sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidup di toilet ponpes.
Baca juga: Bawa 24 Santri, Minibus Kecelakaan di Jalur Puncak Cianjur, 4 Orang Tewas
"Isi suratnya terkait permintaan maaf ke ibunya. Diduga anaknya merasa depresi karena selalu membuat masalah. Itu kata korban di dalam surat," ungkapnya.
Kasubsi Penmas Si Humas Polres Sidrap, Bripka Asis membenarkan surat wasiat tersebut.
"Iya betul, kami mengamankan barang bukti berupa surat yang ditulis korban RWA," kata Bripka Asis saat dikonfirmasi, Selasa (31/10/2023).
Dikatakan, RWA memberikan surat tersebut ke temannya sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidup di toilet ponpes.
"Isi suratnya terkait permintaan maaf ke ibunya. Diduga anaknya merasa depresi karena selalu membuat masalah. Itu kata korban di dalam surat," ungkapnya.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Pilu, Isi Surat Wasiat Santri Sidrap Ditemukan Tewas di Toilet Ponpes dengan Leher Terikat Tali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.