Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 5 Tahun, Bantuan PKH IRT di Bima Sebesar Rp 23 Juta Dicairkan Tetangganya

Kompas.com - 26/10/2023, 15:30 WIB
Syarifudin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com- Sumarni Rifaid, Ibu Rumah Tangga (IRT) warga Desa Tambe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, tidak pernah menikmati Bantuan Sosial (Bansos) selama lima tahun terakhir. Padahal Sumarni terdaftar sebagai penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).

Bantuan yang seharusnya diterima oleh Sumarni justru dicairkan oleh pihak lain yang merupakan tetangganya sendiri.

Baca juga: 2 Terdakwa Penggelapan Bantuan PKH di Bangkalan Kembalikan Uang Korupsi ke Kejari

Pendamping PKH Desa Tambe, Adipati mengatakan, Sumarni Rifaid tercatat sebagai penerima bantuan PKH sejak tahun 2018. Namun sejak itu pula, ia tidak pernah menikmati bantuan yang diberikan pemerintah tersebut.

 

"Belakangan baru kita ketahui, setelah dicek rupanya bantuan PKH atas nama yang bersangkutan telah dicairkan oleh orang lain. Korban pun kaget, kok bisa PKH-nya diambil orang. Padahal identitas dan NIK-nya beda," ungkap Dipati saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/10/2023).

 

Baca juga: Ibu Hamil Dapat Rp 750.000, Ini Cara Mengecek Penerima BLT PKH 2023

 

Dipati kemudian menceritakan, kasus ini terungkap baru-baru ini atau sekitar pertengahan bulan Oktober tahun 2023.

 

Hal itu setelah petugas bank mencurigai bantuan dengan identitas dan nomor rekening yang sama tak kunjung dicairkan. 

 

Pendamping desa bersama petugas dari bank pelat merah cabang Bolo, kemudian mendatangi kediaman Sumarni Rifaid di Desa Tambe. Mereka hadir untuk memastikan keberadaan Sumarni serta mengecek buku rekening dan kartu bansos.

 

"Setelah kami cek, memang benar ibu Sumarni namanya terdaftar sebagai penerima PKH sejak tahun 2018 hingga 2023. Tetapi, yang bersangkutan mengaku selama ini tidak pernah memegang buku tabungan maupun kartu Bansos," ucap dia.

 

 

Setelah ditelusuri, ternyata buku tabungan, ATM dan kartu PKH atas nama Ibu Sumari dipegang oleh orang lain. Hal ini terjadi diduga karena kesalahan pihak bank penyalur, memberikan buku tabungan ke orang yang tidak berhak menerima.

 

"Bisa jadi ini karena kelalaian bank penyalur. Karena yang mendistribusikan buku rekening dan ATM PKH adalah pihak bank, yang kemudian diberikan ke orang yang tidak berhak. Karena mungkin dikira punya sendiri, oleh yang bersangkutan langsung cairkan bantuan tersebut. Padahal seharunya penerima bantuan adalah Ibu Sumarni," sebutnya.

 

Total puluhan juta

 

Setelah mengetahui hal itu, Dipati bersama petugas bank kemudian mengajak Sumarni untuk membuat ulang rekening dengan alasan hilang.

 

Setelah buku tabungan dengan rekening sama dibuat dan dicetak, ditemukan uang yang masuk ke rekeningnya hingga puluhan juta. Kemudian dalam buku rekening tabungan itu selalu ada jejak transaksi uang keluar.

 

Menurut Dipati, sekitar Rp 23 juta lebih bantuan PKH yang masuk dalam rekening tersebut telah dicairkan oleh pihak lain. Namun tidak pernah diberikan ke ibu Sumarni selaku keluarga penerima manfaat (KPM).

 

Baca juga: Triwulan II-2023, Penyaluran Bansos Sembako dan PKH di Kota Bandung Capai 95 Persen

 

"Total bantuan itu merupakan akumulasi dari bantuan yang masuk terhitung sejak tahun 2018 hingga 2022. Sementara untuk tahun 2023 ini, bantuannya masih utuh dan sudah ditangan ibu Sumarni," ujarnya.

 

Dari penelusuran diketahui orang yang mencairkan Bansos itu adalah warga Desa Tambe. Orang tersebut sudah meninggal dunia sejak beberapa waktu lalu.

 

Kendati demikian, lanjut Dipati, korban mengaku bahwa ia tidak pernah mengetahui dana PKH yang menjadi haknya itu diambil oleh tetangganya sendiri selama lima tahun terakhir.

 

"Korban dan pelaku ini masih ada hubungan keluarga, dan tinggal di desa yang sama," ucapnya

 

Sumarni pun kata Dipati, kini tidak lagi mempersoalkan masalah itu atau menuntut ke ranah hukum. Dia membuat surat pernyataaan secara tertulis di atas materai berisi korban sudah menganggap kasus itu selesai secara kekeluargaan.

 

"Kemarin Ibu Sumarni sudah ikhlaskan masalah itu. Bahkan korban sudah buat berita acara bahwa tidak persoalkan lagi urusan ini. Soalnya warga yang mencairkan bantuan tersebut sudah meninggal, itu juga menjadi pertimbangan korban sehingga tidak lagi mempersoalkan masalah ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com