Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dokter Chandra, Anak Kampung Pedalaman Jambi yang Jadi Tim Dokter Kepresidenan

Kompas.com - 28/09/2023, 11:49 WIB
Suwandi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Pendidikan kunci perubahan

Tidak ada orang yang beruntung di dunia. Keberuntungan hanya datang pada orang yang bekerja keras dan bertemu dengan waktu yang tepat. Ungkapan itu agaknya sesuai dengan dokter Chandra.

Sebagai anak kampung, Chandra tidak pernah terpikir menjadi dokter yang bertugas khusus menjaga kesehatan orang penting di Indonesia.

Berangkat dari keluarga sederhana, ia dituntut orangtuanya untuk disiplin dan bekerja keras agar kesuksesan menghampiri hidup.

“Saya ketika kuliah berbeda dengan orang lain. Meskipun orangtua pegawai negeri, tapi saya kuliah itu naik angkutan umum. Fasilitas sangat terbatas, pas-pasan untuk biaya kuliah,” kata Chandra.

Setelah pendidikan Chandra masuk tahap koas, orangtuanya baru memberikan sepeda motor bekas seharga Rp 3,5 juta. Maka, usai kuliah kedokteran di Universitas Malahayati Lampung, dia langsung bekerja.

Orangtuanya meminta Chandra berkontribusi terhadap warga Jambi. Maka, usai kuliah, dia bekerja di RS Kambang, Kota Jambi. Tak lama bekerja, dia lolos sebagai dokter di RS Eka Hospital yang terafiliasi dengan Grup Sinarmas.

Meskipun gajinya terbilang tinggi, orangtua terus membujuk Chandra untuk mendaftar sebagai pegawai negeri, dengan harapan akan banyak membantu orang lain ketika bekerja.

Maka, pada 2009, dia ikut tes pegawai negeri sehingga masuk sebagai dokter di RSCM. Ketika bekerja di tempat inilah, dia bertemu dengan Wapres JK.

Rindu kampung

Untuk saat ini, Chandra masih mengabdi sebagai dokter di RSUP Fatmawati. Jauh di lubuk hatinya, dia menginginkan kehidupan damai di kampung halaman. Namun, keinginan itu masih belum bisa terwujud.

Desa Lubuk Kepayang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, adalah kampung halaman. Selalu membangkitkan kenangan tentang almarhum ayahnya.

HM Yusri Jalil, sang ayah, ketika pemekaran Kabupaten Sarolangun pada 1999 dipercaya sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).

Masih minim fasilitas perkantoran dan belum ada pembangunan. Bahkan, ayahnya tidak memiliki rumah dinas, setiap hari ayahnya bekerja bolak-balik Air Hitam-Sarolangun.

“Waktu tempuhnya bisa 1-2 jam. Apalagi kalau jalannya jelek. Jadi subuh itu ayah sudah berangkat ke kantor,” kenang Chandra.

Selain itu, kakek Chandra, Abdul Jalil adalah pasirah di masa kemerdekaan. Sedangkan bapak dari kakeknya atau buyut Chandra itu juga pasirah di Air Hitam bernama Muhammad Djimin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com