Tidak ada orang yang beruntung di dunia. Keberuntungan hanya datang pada orang yang bekerja keras dan bertemu dengan waktu yang tepat. Ungkapan itu agaknya sesuai dengan dokter Chandra.
Sebagai anak kampung, Chandra tidak pernah terpikir menjadi dokter yang bertugas khusus menjaga kesehatan orang penting di Indonesia.
Berangkat dari keluarga sederhana, ia dituntut orangtuanya untuk disiplin dan bekerja keras agar kesuksesan menghampiri hidup.
“Saya ketika kuliah berbeda dengan orang lain. Meskipun orangtua pegawai negeri, tapi saya kuliah itu naik angkutan umum. Fasilitas sangat terbatas, pas-pasan untuk biaya kuliah,” kata Chandra.
Setelah pendidikan Chandra masuk tahap koas, orangtuanya baru memberikan sepeda motor bekas seharga Rp 3,5 juta. Maka, usai kuliah kedokteran di Universitas Malahayati Lampung, dia langsung bekerja.
Orangtuanya meminta Chandra berkontribusi terhadap warga Jambi. Maka, usai kuliah, dia bekerja di RS Kambang, Kota Jambi. Tak lama bekerja, dia lolos sebagai dokter di RS Eka Hospital yang terafiliasi dengan Grup Sinarmas.
Meskipun gajinya terbilang tinggi, orangtua terus membujuk Chandra untuk mendaftar sebagai pegawai negeri, dengan harapan akan banyak membantu orang lain ketika bekerja.
Maka, pada 2009, dia ikut tes pegawai negeri sehingga masuk sebagai dokter di RSCM. Ketika bekerja di tempat inilah, dia bertemu dengan Wapres JK.
Untuk saat ini, Chandra masih mengabdi sebagai dokter di RSUP Fatmawati. Jauh di lubuk hatinya, dia menginginkan kehidupan damai di kampung halaman. Namun, keinginan itu masih belum bisa terwujud.
Desa Lubuk Kepayang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, adalah kampung halaman. Selalu membangkitkan kenangan tentang almarhum ayahnya.
HM Yusri Jalil, sang ayah, ketika pemekaran Kabupaten Sarolangun pada 1999 dipercaya sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Masih minim fasilitas perkantoran dan belum ada pembangunan. Bahkan, ayahnya tidak memiliki rumah dinas, setiap hari ayahnya bekerja bolak-balik Air Hitam-Sarolangun.
“Waktu tempuhnya bisa 1-2 jam. Apalagi kalau jalannya jelek. Jadi subuh itu ayah sudah berangkat ke kantor,” kenang Chandra.
Selain itu, kakek Chandra, Abdul Jalil adalah pasirah di masa kemerdekaan. Sedangkan bapak dari kakeknya atau buyut Chandra itu juga pasirah di Air Hitam bernama Muhammad Djimin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.