Lokasinya mencakup Kecamatan Trowulan dan Sooko di Kabupaten Mojokerto serta Kabupaten Jombang.
Penelitian terhadap Situs Trowulan pertama kali dilakukan oleh Wardenaar pada tahun 1815 yang mendapat tugas dari Raffles untuk mengadakan pencatatan peninggalan arkeologi di daerah Mojokerto.
Sebagai bekas kota, Situs Trowulan menyimpan ratusan ribu peninggalan arkeologis baik yang berada di bawah maupun di permukaan tanah
Tempat bersejarah di Indonesia ini tidak hanya memiliki situs bekas tempat tinggal, namun juga terdapat situs-situs lain seperti situs upacara, situs agama, situs bangunan suci, situs industri, situs perjagalan, situs makam, situs sawah, situs pasar, situs kanal dan situs waduk.
Situs-situs itu membagi suatu kota dalam wilayah-wilayah yang lebih kecil yang diikat oleh jaringan jalan.
Pemahaman bentuk Situs Trowulan secara lebih luas diperoleh dari foto udara oleh tim geografi Universitas Gadjah Mada yang berhasil menunjukkan Situs Trowulan sebagai kota berparit.
Gua Tewet atau Gua Telapak Tangan Sangkulirang adalah sebuah gua yang memiliki jejak sejarah purbakala berupa lukisan telapak tangan peninggalan tahun 10.000 SM.
Lokasi gua yang berada di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur ini telah menjadi situs bersejarah yang populer di dunia Internasional.
Tak sedikit turis asing yang datang hanya untuk menikmati keindahan lukisan tapak tangan di sepanjang dinding goa.
Benteng Rotterdam yang dahulu bernama Benteng Ujung Pandang adalah bangunan bersejarah peninggalan KErajaan Gowa-Tallo.
Lokasi Benteng Rotterdam berada di Jalan Ujung Pandang, Bulo Gading, Ujung Pandang, Kota Makassar.
Benteng Ujung Pandang dibangun pada 1545 oleh Raja Gowa ke-10, I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipalangga Ulaweng.
Namun saat Sultan Hasanuddin kalah dalam perang Gowa, melalui Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667 benteng ini terpaksa diserahkan kepada Belanda.
Setelah itu nama benteng berganti menjadi Benteng Fort Rotterdam sesuai dengan nama tempat kelahiran Cornelis J Speelman.
Benteng ini sempat digunakan sebagai Markas komando pertahanan, kantor pusat perdagangan, kediaman pejabat tinggi, dan pusat pemerintahan oleh VOC.
Benteng Fort Rotterdam juga pernah menjadi tempat pengasingan Pangeran Diponegoro pada tahun 1833 sampai 1855.
Lawang Sewu adalah bangunan bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berlokasi di Kota Semarang.
Gedung ini awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Bangunan dengan ciri dominan berupa elemen lengkung dan sederhana ini dirancang oleh Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam.
Bangunan utama didirikan dari Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907. Sementra bangunan tambahan dibangun sekitar tahun 1916 dan selesai tahun 1918.
Ciri khas Lawang Sewu adalah memiliki jumlah jendela dan pintu yang banyak yang digunakan sebagai sistem sirkulasi udara.
Karena jumlah pintunya yang banyak maka masyarakat menamainya dengan Lawang Sewu yang berarti seribu pintu. Padahal sebenarnya jumlah pintu di Lawang Sewu hanya berjumlah 928 saja.
Sumber:
kwriu.kemdikbud.go.id
borobudurpark.com
prambanan.slemankab.go.id
ditsmp.kemdikbud.go.id
kemdikbud.go.id
antaranews.com
disbudpar.sumutprov.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id
dispar.kaltimprov.go.id
indonesia.travel
yogyakarta.kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.