Saat pelapor bersama dengan teman lainnya masih bertahan di lokasi, tiba-tiba ada lemparan batu.
Empat pelaku bersama puluhan orang lainnya membawa senjata tajam berupa parang dan busur panah, serta batu, datang melempar pelapor dan teman-temannya. Lemparan batu mengenai pelapor.
Karena terkena lemparan batu, pelaku dan teman-temannya berlari ke Jalan Timor Raya, dan langsung naik mobil pikap untuk menyelamatkan diri.
Saat itu, korban Roy Herman Bole juga berlari, namun tidak sempat naik mobil dan dilihat para pelaku yang terus mengejar. Korban lalu dibunuh.
Mengetahui rekannya dibunuh, pelapor lalu mendatangi Markas Polres Kupang Kota untuk melaporkan kejadian itu.
"Saat ini, empat orang terduga pelaku sudah diamankan di Rutan Polres Kupang Kota, guna proses hukum lebih lanjut," ujar dia.
Kepada sejumlah wartawan, pelaku berinisial MA, mengaku direkrut oleh rekannya berinisial GM untuk bergabung dalam salah satu kelompok yang terlibat dalam bentrokan akibat sengketa lahan di wilayah Kelurahan Oesapa.
"Saya dibayar Rp 200.000 untuk menjaga lahan di Oesapa itu," kata MA
Menurut MA, ketika hendak ke lokasi sengketa, dirinya membawa sebilah pisau, sehingga saat adanya aksi kejar-kejaran dia lalu menikam Roy Herman Bole hingga tewas.
"Saat itu kami banyak orang tapi yang tikam itu saya," ungkapnya.
Baca juga: Bentrok Warga Pecah di Kupang, 1 Tewas dan 4 Motor Dibakar
Pria yang telah memiliki tiga orang anak itu mengaku selama ini tinggal di rumah kontrakan di daerah Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima.
Dia mengaku sudah lima tahun tinggal di Kota Kupang. Sebelumnya dia tinggal di Kabupaten Rote Ndao. "Di Rote Ndao saya kerja tanam bawang," kata dia.
Dia pun menyesali perbuatannya itu dan berharap ada keringan hukuman.