Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penemuan 4 Mayat Tanpa Kepala di Lampung Selatan, Kriminolog Menduga Korban Pembunuhan Berantai

Kompas.com - 15/09/2023, 11:33 WIB
Rachmawati

Editor

Adrianus juga berkata motif pelaku menghilangkan penanda diri korban dimaksudkan untuk menghilangkan jejak.

Tujuannya supaya dia terhindari dari jerat hukum atau agar dia tidak perlu melarikan diri dan bertindak seperti biasa namun caranya merusak korban.

"Namun yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah andaikan dia [pelaku] memutilasi korban agar tetap bisa beraktivitas biasa tanpa ketahuan untuk apa ada eksekusi kedua, ketiga, keempat?" ujarnya.

"Apakah ada keterpaksaan bagi dia untuk melakukan eksekusi berkali-kali? Atau ada kenikmatan tersendiri? Atau ada perintah dari luar atau kondisi psikotik?"

Pelaku berpengalaman?

Adrianus Meliala mengatakan, semestinya polisi bisa mengambil kesimpulan sementara dengan melihat luka sayatan pada tubuh korban.

Jika lukanya sangat rapi seperti mengikuti anatomi tubuh, menurut Adrianus, pelaku diasumsikan pernah 'belajar' atau melihat proses mutilasi.

"Dan kalau lihat signature dari segi perlukaan yang sama, dibuang dengan tipologi sama, maka bisa kita duga pelakunya satu orang yang sama," imbuhnya.

Krimonolog UI, Josias Simon juga sependapat. Ia meyakini pelaku sudah 'berpengalaman' dan penuh persiapan dalam melakukan aksinya.

"Ini bukan aksi spontan karena dibuang ke laut dengan harapan tidak ditemukan."

Baca juga: Misteri Penemuan 4 Jenazah Tanpa Kepala, Tangan, dan Kaki di Lampung...

Apa kunci mengungkap kasus ini?

Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, berkata kunci untuk mengungkap peristiwa ini adalah dengan mengetahui dulu identitas para korban.

Kemudian mencari keterkaitan atau hubungan antar-korban.

"Kalau misalnya mereka berada di satu kantor, bisa diduga pelakunya ada hubungan dengan dunia kerja."

"Atau kalau sama-sama di desa tertentu.. atau apalah yang menguatkan di antara empat jasad itu, polisi bisa memperkecil arah lidiknya. Bisa mengerucutkan siapa pelakunya."

Sebab polisi, menurut dia, tidak bisa mengumpulkan bukti-bukti dari lokasi kejadian perkara lantaran lokasinya yang sudah tersapu lautan.

Baca juga: Dalam 1 Bulan, 4 Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Perairan Lampung

"Idealnya kan biasanya penyelidikan dari TKP, tapi karena TKP sudah bersih maka polisi akan ambil dari luar seperti kerabat korban untuk tahu hubungan dengan pelaku."

Spekuluasi berkembang di media sosial

Penemuan empat mayat tanpa kepala ini menarik perhatian publik. Di media sosial, beragam spekulasi liar berhamburan.

Di X, yang sebelumnya bernama Twitter, akun @13onkersoof menduga kasus ini terkait perdagangan orang yang dipaksa bekerja di kapal ikan.

Kecurigaan itu didasari ciri korban yang memakai celana training dan kaos bertuliskan Sinar Intan.

Di Tiktok, akun @itsmillow menduga potongan tubuh korban diambil untuk ritual tertentu.

Baca juga: Sehari, 2 Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Lampung Selatan di Tempat Berbeda

Namun, akun-akun lain menampik sangkaan itu dengan dugaan bahwa kepala dan pergelangan tangan dimutilasi agar mempersulit identifikasi.

Selain itu ada juga yang meyakini kalau kasus ini adalah serial pembunuhan baru di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com