Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terang di Pelosok Kalimantan berkat Pemanfaatan Energi Surya

Kompas.com - 13/09/2023, 06:03 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KUTAI KARTANEGARA, KOMPAS.com-Desa Menamang Kanan, Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara, terletak di pelosok Provinsi Kalimantan Timur.

Untuk menuju kawasan perkotaan terdekat dari desa itu, Tenggarong, harus menempuh perjalanan sejauh 141 kilometer.

Jarak itu bisa ditempuh dengan waktu sekitar tiga jam 30 menit, jika dalam keadaan lancar.

Baca juga: Pengembangan PLTS oleh Pertamina Hulu Mahakam Terhambat Besarnya Biaya Investasi

Jalan ke Desa Menamang Kanan pun tidak bisa dikatakan baik, beberapa jam perjalanan harus jalur berlumpur yang juga dilalui truk besar pengangkut kayu dan crude palm oil.

Sulitnya akses ke kawasan pemukiman itu jadi salah satu penyebab belum adanya aliran dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Baterai di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Desa Menamang Kanan, Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.KOMPAS.com/TEUKU MUHAMMAD VALDY ARIEF Baterai di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Desa Menamang Kanan, Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Selain itu, desa yang hanya dihuni 600 kepala keluarga dianggap belum cukup syarat bagi PLN untuk menyambung aliran baru.

"Alasan dari mereka itu, kalau dilihat dari jumlah penduduk belum mencapai. Kecuali ada tiga desa disatukan, baru bisa PLN masuk ke sini," kata Sekretaris Desa Menamang Kanan, Japir, saat ditemui, Kamis (7/9/2023).

Keadaan itu memaksa warga Desa Menamang Kanan harus tergantung dengan genset untuk memenuhi kebutuhan listriknya.

Sekretaris Desa Menamang Kanan, Japir.KOMPAS.com/TEUKU MUHAMMAD VALDY ARIEF Sekretaris Desa Menamang Kanan, Japir.

Baca juga: Upaya Pengurangan Konsumsi Batu Bara PLTU Terkendala Ketersediaan Biomassa

Baru pada akhir 2022, setelah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) situasi berubah.

"Pembangunannya enam bulan, setelah itu langsung nyala," kata Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kalimantan Timur Ahmad Pranata saat meninjau PLTS Desa Menamang Kanan.

 

Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kalimantan Timur Ahmad Pranata.KOMPAS.com/TEUKU MUHAMMAD VALDY ARIEF Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kalimantan Timur Ahmad Pranata.
Sejak saat itu, warga Desa Menamang Kanan bisa menikmati nyala listrik dari sumber energi hijau tanpa harus merogoh kocek sama sekali.

Ahmad Pranata mengatakan, PLTS itu mengaliri energi 700 watt-hour ke tiap rumah dalam sehari.

Ada 200 rumah yang bisa menikmati listrik tenaga matahari ini.

Pembangkit ini disebut punya daya puncak 87.000 watt. Karena tidak tersambung dengan jaringan PLN (off grid), listrik yang dihasilkan panel-panel listrik disimpan dalam baterai.

Jika sinar Matahari sedang mendung sehingga tidak mampu menghasilkan listrik, Ahmad menuturkan, daya yang disimpan dalam baterai bisa memenuhi kebutuhan warga desa selam tiga hari.

"Hari keempat baru dia mati," sebut Ahmad.

Baca juga: Potensi Penggunaan PLTS Atap di Sektor Industri Jateng Besar, tapi Terganjal Pembatasan Kuota

Adanya sumber listrik dari energi terbarukan ini disyukuri warga. Namun, ada harapan agar kapasitasnya diperbesar sehingga daya yang tersalur juga makin besar.

Dengan besaran daya yang disalurkan saat ini, banyak kebutuhan yang harus dibatasi penggunaannya.

"Di rumah tangga, kita butuh memasak pakai rice cooker, kulkas, kipas angin. Alat-alat itu kalau kita hidupkan pake listrik ini, harusnya kita pakai dari malam sampe siang, tapi enggak mencapai. Kadang sampai jam 1 malam sudah padam. jadi kita gelap di rumah," ujar Japir, Sekretaris Desa Menamang Kanan.

Baca juga: Kisah Mudik Maulana dan Keluarga, Tempuh 19 Jam Perjalanan dari Pedalaman Kutai Timur demi Lebaran di Purworejo

Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan Institute for Essential Services Reform (IESR) Marlistya Citraningrum mengatakan, PLTS merupakan solusi bagi daerah terpencil di Indonesia yang belum terhubung dengan jaringan PLN. 

Hanya saja, untuk memastikan keberlanjutan manfaat dan pengelolaannya, partisipasi masyarakat dan komunitas sekitar sangat penting.

"Mulai dari perencanaan, pembangunan, pelatihan bagi operator untuk operasi dan perawatan, hingga skema bisnis yang dijalankan. Pembangunan dan pengelolaan PLTS juga bisa dilakukan dengan dana desa dan dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDes), ini adalah peluang usaha inovatif energi terbarukan yang masih jarang dilakukan di Indonesia namun memiliki potensi besar," sebut Marlistya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com