Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rintis 300 Sumur Resapan, Joko Ingin Wariskan Mata Air Bukan Air Mata

Kompas.com - 12/09/2023, 18:19 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Tahun 2013, Desa Patemon Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dilanda kekeringan parah. Hampir setiap hari warga mengandalkan bantuan dropping air bersih dari berbagai pihak.

Kondisi tersebut membuat Joko Waluyo (63) prihatin. Dia yang kala itu menjadi anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), mengajak diskusi pengurus lainnya untuk mencari jalan keluar atas persoalan kekeringan yang selalu terjadi setiap tahun.

"Pikirannya sederhana, hanya bagaimana caranya untuk menangkap air, agar saat kemarau tidak kebingungan lagi," jelasnya, Selasa (12/9/2023).

Baca juga: Sumur Resapan di SD Bukit Menoreh Mengering, BPBD Ingatkan Tanda-tanda Kekeringan

"Kebetulan saat itu ketemu dengan teman yang sedang survei terkait debit air di Senjoyo yang terus menurun. Kami disarankan membuat sumur resapan, dengan kedalam sekira satu meter," terangnya.

Saat ide tersebut disampaikan kepada warga, ada yang menolak.

"Tapi kami terus beri pengertian hingga akhirnya bisa menerima. Itu tahun 2014 mulai ada sumur resapan rintisan, dan diresmikan pada Maret 2015," kata Joko.

Menurut Joko, saat ini ada sekitar 300-an sumur resapan di Patemon.

"Untuk jumlah memang tidak bisa dipastikan, karena setiap tahun ada yang membuat, tapi juga ada yang menutup. Karena misal tanahnya untuk dibangun rumah atau difungsikan yang lain," jelasnya.

Dengan banyaknya sumur resapan tersebut, saat ini warga Patemon tak pernah lagi kekurangan air. Joko yang membuat sumur resapan ukuran 1,5 meter x 1,5 meter dengan kedalaman 3 meter, mampu 'menyimpan' air sebanyak delapan kubik.

Joko menegaskan, bumi saat ini kondisinya sedang tak baik-baik saja. Penyebabnya, banyak pembangunan yang mengabaikan faktor keseimbangan alam.

"Pembangunan infrastruktur memang dibutuhkan, tapi perhatikan juga kelangsungan alam ini. Kalau memang menutup bumi, harus ada yang dibuka untuk menyimpan," ungkapnya.

Baca juga: Semarang Akan Tebar Sumur Resapan agar Banjir Besar Tidak Terulang

"Saat saya kecil sungai deras, air bersih. Namun karena sekarang alam tertutup, maka air tak lagi keluar. Kami berusaha seperti ini karena hanya ingin mewariskan mata air, bukan air mata. Kalau benda cair seperti minyak bisa diganti sumber energi yang lain, tapi kalau air mau diganti apa?" kata Joko.

Seorang warga, Budiyono mengatakan sumur resapan banyak manfaatnya.

"Air di sumur saya dimanfaatkan 18 keluarga, airnya 24 jam tidak habis. Biasa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
Bupati HST Lepas 125 Atlet Popda Tingkat Provinsi Kalsel 2024

Bupati HST Lepas 125 Atlet Popda Tingkat Provinsi Kalsel 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com