Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ikan Mati di Pesisir Pantai Ternate, DLHK Akan Uji Sampel Air Laut

Kompas.com - 10/09/2023, 19:44 WIB
Yamin Abdul Hasan,
Krisiandi

Tim Redaksi

TERNATE, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Ternate, Maluku Utara akan menguji air laut di laboratorium terkait kematian ribuan ikan di pesisir pantai Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate pada Minggu (10/9/2023).

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) DLHK Kota Ternate, M Syarif Tjan mengatakan, pihaknya belum dapat mengambil kesimpulan atas kematian ikan-ikan itu.

Menurutnya, penyebab matinya ikan-ikan itu melalui uji sejumlah sampel di laboratorium terdekat seperti di Manado, Sulawesi Utara.

Baca juga: Wisatawan Asal Jakarta Alami Hipotermia di Gunung Gamalama Ternate

Meski demikian, kata Syarif, dugaan awal ikan-ikan itu mati karena adanya zat yang mengandung racun di air laut. 

Sehingga terjadi penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang mengakibatkan ikan mati.

"Kami juga menduga adanya aktivitas pabrik tahu yang membuang limbah cair dan ada juga aliran kali di Kelurahan Sasa, yang mengakibatkan terjadinya ledakan plankton di sekitar perairan Sasa, yang itu membuat tekanan oksigen perairan tidak stabil dan ikan susah bernapas, akhirnya bisa mati," kata Syarif, ditemui di lokasi kejadian.

Menurutnya, DLHK akan secepatnya mengambil sampel untuk dilakukan uji di laboratorium terdekat dan terakreditasi.

Faktor yang akan diuji nanti di antaranya, parameter fisika (suhu perairan, kecepatan arus dan kecerahan), parameter kimia (salinitas, Ph/derajat keasaman dan DO), kemudian parameter biologi, parameter radionuklida dan ikan.

Baca juga: Ribuan Ikan Mati Terdampar di Pesisir Pantai Ternate

"Karena jika beberapa parameter itu melebihi ambang batas atau melebihi nilai baku mutu perairan laut, maka akan terjadi gangguan dalam ekosistem di perairan," kata Syarif.

"Dengan begitu kita belum bisa simpulkan apakah penyebabnya ada aktivitas pabrik tahu yang membuang limbah cair di perairan atau terjadinya ledakan plankton," lanjutnya.


Syarif menambahkan, hal serupa pernah terjadi di perairan Kelurahan Jambula, Kota Ternate, namun waktu itu disebabkan tumpahan minyak.

"Hanya di Kelurahan Sasa ini kan tidak ada tumpahan minyak, sehingga kita belum bisa memastikan penyebab dari kematian ribuan ikan di pesisir pantai Kelurahan Sasa, Kota Ternate," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, diperkirakan ribuan ikan mati terdampar di pesisir pantai Kelurahan Sasa, Minggu (10/9/2023).

Pantauan Kompas.com, ikan yang mati itu terdiri atas berbagai jenis dengan ukuran bervariasi, mulai kecil hingga besar.

Baca juga: 6 Rumah dan 1 Gudang Ikan di Makassar Terbakar, 20 KK Terdampak

Ikan-ikan tersebut bercampur dengan sampah plastik yang terbawa ombak hingga pesisir pantai.

Banyak sampah plastik terlihat berserakan di sekitar pesisir pantai Kelurahan Sasa, Kota Ternate. Salah satu warga setempat, Lisna mengaku, kejadian ini baru diketahui pagi tadi.

"Pagi baru tahu kalau ada informasi ribuan ikan yang mati di pesisir pantai. Tapi, tidak tahu sebabnya apa banyak ikan yang mati," katanya di lokasi kejadian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com