Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Jateng Kerja Keras Turunkan Angka Stunting di Bawah 14 Persen

Kompas.com - 07/09/2023, 15:03 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, terus berupaya menurunkan angka stunting dari 20,8 persen menjadi 14 persen.

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistyaningsih mengatakan, stunting masih menjadi perhatian di Jawa Tengah.

Bersama pemerintah daerah, Pemprov Jawa Tengah bekerja keras menurunkan stunting. Adapun angka stunting di Jawa Tengah sebesar 20,8 persen.

"Artinya kita masih perlu perhatian kepada upaya penurunan stunting di Provinsi Jawa Tengah. Kita berusaha keras. Saya kira pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah juga sangat bekerja keras konvergensinya sudah dilakukan, kemudian pelaksanaan dari lima pilar percepatan penanganan stunting sudah dilakukan. Mudah-mudahan Provinsi Jawa Tengah stuntingnya akan segera menurun di bawah target yang telah ditentukan," kata Eka dalam kegiatan Edukasi Pencegahan Stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Anak yang diselenggarakan Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) di Graha Saba Buana Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Fokus Optimalkan Penanganan Stunting di Sumsel, Gubernur Herman Deru: Kita Tidak Boleh Lalai

Berdasarkan Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting bahwa angka prevalensi stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.

"Mudah-mudahan dengan semangat Provinsi Jawa Tengah dengan berbagai programnya, dengan berbagai inovasinya itu kita bisa di bawah 14 persen," terang Eka.

Oleh karena itu, kata Eka, dengan berbagai program dan inovasi yang dilakukan ke depan tidak ada lagi bayi lahir yang mengalami stunting di Jawa Tengah.

"Kita harus mengupayakan tahun 2023, 2024 tidak ada new stunting. Jadi tidak ada bayi lahir dengan risiko stunting. Artinya beratnya kurang dari 2,5 kg, tingginya kurang dari 48 cm," katanya.

Baca juga: Angka Balita Stunting di Daerah Penghasil Beras dan Ikan NTT Tinggi

Pihaknya juga melihat semangat pemerintah daerah di Jawa Tengah dalam memerangi stunting. Kerja sama dengan stakeholder juga dibutuhkan dalam rangka menurunkan stunting.

"Saya melihat pemerintah kabupaten/kota di seluruh Provinsi Jawa Tengah sudah sangat-sangat bersemangat untuk memerangi stunting. Apalagi kemudian kita dibantu dengan gabungan pengusaha farmasi. Kita tahu pemerintah tidak bisa sendirian didalam menurunkan stunting," jelas dia.


Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia Andreas Bayu Aji mengatakan, dalam upaya memerangi stunting, GPFI bekerja sama dengan Pemerintah Kota Solo dan BKKBN, melakukan sosialisasi pada masa seribu hari pertama kehidupan.

Seribu hari pertama kehidupan anak adalah waktu paling kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

Masa 1.000 HPK terdiri atas 270 hari selama kehamilan ibu dari 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak.

Dia juga menambahkan, meskipun angka stunting di Indonesia terus menurun setiap tahunnya, namun berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen pada 2022, di mana angka ini masih berada di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan prevalensi stunting di bawah 20 persen.

"Percepatan penurunan stunting pada balita menjadi salah satu program prioritas pemerintah," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Regional
Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Regional
Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut 'Jebakan Batman'

Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut "Jebakan Batman"

Regional
Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Regional
Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Regional
Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Regional
Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Regional
Pelaku UMKM Dompet Tenun Badui Kewalahan Layani Pelanggan

Pelaku UMKM Dompet Tenun Badui Kewalahan Layani Pelanggan

Regional
Mengintip Rumah Adaptif untuk Atasi Persoalan Banjir Rob Demak

Mengintip Rumah Adaptif untuk Atasi Persoalan Banjir Rob Demak

Regional
Duduk Perkara Hoaks ODGJ 'Dijual' Jadi PSK di Jember, Tetangga Dilaporkan ke Polisi

Duduk Perkara Hoaks ODGJ "Dijual" Jadi PSK di Jember, Tetangga Dilaporkan ke Polisi

Regional
Kritik Uang Kuliah, Mahasiswa Universitas Riau Dilaporkan Rektor ke Polisi

Kritik Uang Kuliah, Mahasiswa Universitas Riau Dilaporkan Rektor ke Polisi

Regional
Tim Penjinak Bom Brimob Sterilisasi Bandara dan Hotel Jelang Penahbisan Uskup Agung Kupang

Tim Penjinak Bom Brimob Sterilisasi Bandara dan Hotel Jelang Penahbisan Uskup Agung Kupang

Regional
Kejari Jayapura Eksekusi 4 Pelanggar Pemilu

Kejari Jayapura Eksekusi 4 Pelanggar Pemilu

Regional
Kekerasan Seksual Anak di Brebes Meningkat Setiap Tahun, Januari-April 2024 Tercatat 15 Kasus

Kekerasan Seksual Anak di Brebes Meningkat Setiap Tahun, Januari-April 2024 Tercatat 15 Kasus

Regional
Mayat Pria Tanpa Identitas yang Ditemukan di Hutan Kateri Dikenali Keluarga

Mayat Pria Tanpa Identitas yang Ditemukan di Hutan Kateri Dikenali Keluarga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com