Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Pentas, Dalang Wayang Potehi Jalani Ritual Jadi Vegetarian Selama 3 Hari Berturut-turut

Kompas.com - 06/09/2023, 10:02 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Wayang Potehi menjadi salah satu pertunjukan kebudayaan khas Tionghoa yang masih bertahan di tengah pergeseran zaman.

Wayang Potehi memiliki wujud yang cukup unik. Memiliki kantong, berukuran kecil, memakai busana khas Tionghoa, dan bisa dimainkan menggunakan tangan layaknya boneka tangan.

Biasanya, Wayang Potehi dimainkan di lingkungan klenteng, perayaan hari besar, ataupun acara-acara umum lainnya.

Baca juga: Eksistensi Wayang Potehi di Semarang, Dalang Tinggal Satu, Tak Dijadikan Mata Pencarian

Dalang Wayang Potehi asal Kota Semarang, Herdian Chandra Irawan atau yang dikenal dengan nama Thio Hauw Lie mengatakan, awal mula Wayang Potehi masuk ke Semarang lantaran dibawa oleh para pedagang China yang berdomisili di Semarang.

"Masuk Semarang itu sekitar tahun 1969. Dibawa para pedagang Tiongkok yang domisili di Semarang. Nah itu kebanyakan pedagang-pedagang kain," ucap Thio Hauw Lie saat ditemui Kompas.com belum lama ini, Senin (6/9/2023).

Pria yang kerap dipanggil Koh Hauw Lie itu mengatakan, eksistensi Wayang Potehi di Kota Semarang sudah berkurang. Meski demikian, dirinya tetap melakukan pementasan, berlatih, dan berupaya mengajarkan Wayang Potehi kepada anak-anak muda.

Pasalnya, di balik pementasan Wayang Potehi ini memiliki runtutan ritual dan persiapan yang unik. Salah satunya, menjadi vegetarian selama tiga hari berturut-turut sebelum pentas.

"Kalau mengenai makanan vegetarian, adalah makan makanan yang tidak bernyawa. Berarti tidak boleh konsumsi daging binatang, telur juga tidak boleh," tutur dia.

Dirinya menyebut, hal tersebut merupakan aturan yang ada secara turun temurun. Tujuannya, lantaran untuk membersihkan diri agar terhindar dari barang-barang yang kotor.

Baca juga: Wayang Potehi, Wayang Golek China yang Tak Lagi Dimainkan Sembunyi-sembunyi

Di samping itu, Koh Hauw Lie juga melakukan ritual membersihkan boks pementasan yang berukuran 125 centimeter itu.

Lantas, dirinya juga membersihkan wayang dengan cara membakar kertas emas untuk wayang yang berperan sebagai dewa dewi. Sedangkan kertas perak untuk leluhur.

"Kita bakar dulu sambil berdoa. Takutnya ini kan boneka ya. Makanya setiap pembukaan dan penutupan kita bakarkan kertas," ungkap Hauw Lie.

Selain ritual, Hauw Lie juga mempersiapkan hal-hal teknis seperti kostum Wayang Potehi, hingga cerita yang disampaikan.

Hauw Lie menyebut, dirinya kerap membawakan cerita tentang legenda maupun drama yang berasal dari China. Contohnya, cerita legenda Sampek dan Engtay layaknya kisah Romeo dan Juliet, cerita White Legend tentang siluman ular putih, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Kelenteng Eng An Kiong di Kota Malang Gelar Wayang Potehi Setiap Hari

"Kebanyakan cerita tentang kerajaan. Untuk cerita sebetulnya sudah hapal. Cuma kita harus selalu lihat buku, mengingatkan saja dengan kerajaan apa, dinasti apa, tanggal nasionalnya, tanggal Cina-nya. Kita memang perlu baca-baca lagi," tutur dia.

Lebih jelas Hauw Lie mengatakan, cerita-cerita tersebut dia dapat turun temurun dari sang Ayah maupun menyadur dari kanal YouTube.

Kendati demikian, Hauw Lie berharap, Wayang Potehi ke depannya bisa lebih dikenal dan diminati anak-anak muda agar lebih lestari.

"Yang penting jangan takut untuk mengerti apa itu Wayang Potehi. Kedua, jangan malu bertanya tentang Wayang Potehi, pokoknya jangan takut-takut lah kalau belajar Wayang Potehi," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Sebut Oknum Kades Terlibat dalam Kasus Pungli di Satpol PP Kebumen

Bupati Sebut Oknum Kades Terlibat dalam Kasus Pungli di Satpol PP Kebumen

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Berawal dari Kecurigaan Sang Ibu, Siswi SD di Ambon Diperkosa Oknum Polisi Berulang Kali

Berawal dari Kecurigaan Sang Ibu, Siswi SD di Ambon Diperkosa Oknum Polisi Berulang Kali

Regional
Warga Aceh Timur Takut Beraktivitas Usai Harimau Mangsa Sapi di Kebun

Warga Aceh Timur Takut Beraktivitas Usai Harimau Mangsa Sapi di Kebun

Regional
20 Persen Siswa SD di Padang Merokok

20 Persen Siswa SD di Padang Merokok

Regional
Satu Pelaku Penyerangan Satpam SMPN 1 Kasihan Bantul Anak Putus Sekolah, Ini Perannya

Satu Pelaku Penyerangan Satpam SMPN 1 Kasihan Bantul Anak Putus Sekolah, Ini Perannya

Regional
Entaskan Geng Motor dan Kenakalan Remaja, Walkot Pematangsiantar: Deteksi Awal Terlihat di Sekolah

Entaskan Geng Motor dan Kenakalan Remaja, Walkot Pematangsiantar: Deteksi Awal Terlihat di Sekolah

Kilas Daerah
Oknum Polisi Pemerkosa Siswi SD di Ambon Terancam 20 Tahun Penjara

Oknum Polisi Pemerkosa Siswi SD di Ambon Terancam 20 Tahun Penjara

Regional
Satgas Pamtas Gagalkan Penyelundupan Sabu 25,4 Kg dari Malaysia, 5 Orang Ditangkap

Satgas Pamtas Gagalkan Penyelundupan Sabu 25,4 Kg dari Malaysia, 5 Orang Ditangkap

Regional
Aliran Air Mati sejak Kamis, Warga Batam Beli Air Isi Ulang untuk Salat Jumat

Aliran Air Mati sejak Kamis, Warga Batam Beli Air Isi Ulang untuk Salat Jumat

Regional
11 Orang Mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Demak 2024, 8 di Antaranya Pendatang Baru

11 Orang Mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Demak 2024, 8 di Antaranya Pendatang Baru

Regional
Kronologi Pria di Kapuas Hulu Tewas Dicekik Teman, Ribut Perkara Bayar Minuman Keras

Kronologi Pria di Kapuas Hulu Tewas Dicekik Teman, Ribut Perkara Bayar Minuman Keras

Regional
Gerindra Beri Lampu Hijau ke Ade Bhakti untuk Maju Pilkada Dibandingkan Wali Kota Semarang

Gerindra Beri Lampu Hijau ke Ade Bhakti untuk Maju Pilkada Dibandingkan Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com