Sate kere juga menjadi salah satu sajian sate khas yang banyak ditemukan di daerah Solo dan Yogyakarta.
Istilah kere yang berarti miskin disematkan karena awalnya sate kere dibuat oleh masyarakat yang tidak mampu membeli daging.
Di Yogyakarta, sate kere dibuat dengan bahan jeroan atau lemak sapi yang memunculkan aroma sedap ketika dibakar.
Sementara di Solo, sate kere biasa dibuat dari bahan dasar tempe atau gembus yang dibumbui baru kemudian dibakar.
Sate ambal adalah kuliner sate khas jalur Pansela, tepatnya dari Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Ciri khas sate ini sendiri terdapat pada cara pengolahan dan bumbu kacang yang digunakan.
Daging ayam akan diolah bersama bumbu sebelum dibakar, sehingga akan terasa lebih gurih dan lembut.
Sate Batibul adalah kuliner sate kambing khas Jalur Pantura, yaitu dari daerah Tegal, Jawa Tengah.
Nama Sate Batibul berasal dari singkatan ‘bawah tiga bulan’ yang merujuk pada pemilihan umur kambing yang masih muda.
Daging kambing muda memang lebih lembut serta memiliki lemak yang tidak terlalu banyak sehingga mudah diolah.
Sedangkan penyajiannya seperti sate kambing pada umumnya yaitu menggunakan sambal kecap.
Sate madura adalah sajian sate yag paling populer dan berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur.
Sate madura biasanya dibumbui dengan kacang tanah yang dihaluskan, petis dan bawang merah.
Untuk penyajiannya, sate madura akan dihidangkan dengan bumbu kecap, lontong, dan juga acar.
Dilansir dari laman Kompas.com, asal-usul sate madura berasal dari cerita Arya Panoleh yang disuguhi sajian daging yang ditusuk dengan lidi oleh sang kakak Batara Katong dari Ponorogo.
Selain mengadopsi sajian sate dari daging ayam dan daging kambing, ia juga mengadopsi pakaian yang dikenakan warok yang kemudian dibawa ke wilayah madura.
Sate lalat adalah sajian sate unik yang berasal dari Pulau Madura, tepatnya dari daerah Pamekasan.
Dilansir dari laman Kompas.com, sebutan sate lalat disematkan karena potongan dagingnya lebih kecil dari sate biasa, sehingga setelah dibakar telihat hitam dan kecil seperti lalat.
Hal ini menjadi alasan tusuk sate lalat tidak menggunakan bambu, melainkan menggunakan lidi yang lebih kecil agar tidak merusak potongan daging.
Sate Lilit menjadi salah satu sajian sate khas Bali yang paling terkenal karena bentuknya yang khas.
Seperti namanya, proses pembuatan sate ini tidak dengan cara ditusuk melainkan dililitkan pada bilah bambu atau serai.
Daging yang digunakan sebagai bahan sate lilit beragam mulai daging ikan, ayam, sapi, kambing, hingga babi.
Daging yang telah dihaluskan kemudian diberi bumbu rempah-rempah sehingga menimbulkan citarasa pedas meski tidak disajikan dengan bumbu kecap atau kacang seperti jenis sate yang lain.
Sebagai kuliner yang dekat dengan budaya setempat, sate lilit juga kadang digunakan dalam ritual keagamaan.