Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Sekolah di Perbatasan Indonesia-Timor Leste Menjelang Peringatan Kemerdekaan...

Kompas.com - 16/08/2023, 19:29 WIB
Zintan Prihatini,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

Di sela waktu istirahat, Kompas.com berbincang dengan Cece (15 tahun), murid kelas IX yang mengikuti latihan Pramuka. Anak perempuan itu mengaku senang bisa bersekolah di SMPN 1 Tasifeto Barat.

"Sekolah di sini rasanya menyenangkan, bagus. Pokoknya senang. Biasanya di sini belajar, ada kegiatan pengembangan diri, ada bermain juga," ujar Cece.

Lokasi sekolah ini berada di dekat jalan arteri. Jalanan yang berkelok dan sering dilintasi kendaraan mulai sepeda motor hingga truk kadang membuat para murid was-was.

Kata Cece, dia merasa lebih aman berjalan bersama teman-temannya, baik ketika berangkat maupun pulang sekolah.

"Takut juga karena ramai kendaraan, tetapi kadang enggak takut kalau bareng teman-teman. Menyeberangnya juga harus hati-hati, lihat kanan dan kiri," jelas dia.

Kepala SMPN 1 Tasifeto Barat, Bernardine Meitty Laack mengatakan total ada 13 ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Dari total 13 kelas, jelas Meitty, satu kelas dikhususkan untuk sekolah terbuka di kelas IX. 

Merujuk laman situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah terbuka di tingkat SMP  merupakan alternatif subsistem pendidikan formal yang menerapkan prinsip pembelajaran secara mandiri.

Di SMP Terbuka, siswa belajar dengan bantuan seminimal mungkin dari guru atau orang lain dan menggunakan modul sebagai bahan ajar utama.

SMP Terbuka bertujuan memberikan kesempatan belajar yang lebih luas kepada anak-anak lulusan SD/MI atau sederajat yang tidak dapat mengikuti pendidikan SMP reguler karena berbagai hambatan yang dihadapinya.

"Jumlah murid seluruhnya 340 (siswa) dengan 13 ruang kelas itu," ucap Meitty.

Menurut Meitty, semua murid yang bersekolah di SMPN 1 Tasifeto Barat merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Orangtua mereka, kata Meitty, memilih menjadi WNI saat terjadi refrendum pada 1999.

"Mereka dulu menetap di Timor Leste, lalu pada 1999 pindah ke NTT, begitu juga keluarganya," tutur Meitty.

Untuk diketahui, tim Kompas.com ada di Belu untuk meliput pelaksanaan upacara HUT ke-78 Republik Indonesia di PLBN Motaain. Rencananya, upacara akan dipimpin oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo.

Seperti apakah suasana dan nuansa peringatan hari kemerdekaan di perbatasan Indonesia-Timor Leste ini?

Tunggu cerita perjalanan selanjutnya dari PLBN Motaain hingga puncak perayaan dan peringatan kemerdekaan di tepi batas Tanah Air, dalam liputan khusus Merah Putih di Perbatasan.

Baca juga: Kisah Merah Putih di Tepi Batas Tanah Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Regional
Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Regional
Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Regional
8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

Regional
Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Regional
Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Regional
Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

Regional
Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Regional
Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Regional
Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Regional
Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Regional
Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Regional
Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Regional
Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com