Di sela waktu istirahat, Kompas.com berbincang dengan Cece (15 tahun), murid kelas IX yang mengikuti latihan Pramuka. Anak perempuan itu mengaku senang bisa bersekolah di SMPN 1 Tasifeto Barat.
"Sekolah di sini rasanya menyenangkan, bagus. Pokoknya senang. Biasanya di sini belajar, ada kegiatan pengembangan diri, ada bermain juga," ujar Cece.
Lokasi sekolah ini berada di dekat jalan arteri. Jalanan yang berkelok dan sering dilintasi kendaraan mulai sepeda motor hingga truk kadang membuat para murid was-was.
Kata Cece, dia merasa lebih aman berjalan bersama teman-temannya, baik ketika berangkat maupun pulang sekolah.
"Takut juga karena ramai kendaraan, tetapi kadang enggak takut kalau bareng teman-teman. Menyeberangnya juga harus hati-hati, lihat kanan dan kiri," jelas dia.
Kepala SMPN 1 Tasifeto Barat, Bernardine Meitty Laack mengatakan total ada 13 ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Dari total 13 kelas, jelas Meitty, satu kelas dikhususkan untuk sekolah terbuka di kelas IX.
Merujuk laman situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah terbuka di tingkat SMP merupakan alternatif subsistem pendidikan formal yang menerapkan prinsip pembelajaran secara mandiri.
Di SMP Terbuka, siswa belajar dengan bantuan seminimal mungkin dari guru atau orang lain dan menggunakan modul sebagai bahan ajar utama.
SMP Terbuka bertujuan memberikan kesempatan belajar yang lebih luas kepada anak-anak lulusan SD/MI atau sederajat yang tidak dapat mengikuti pendidikan SMP reguler karena berbagai hambatan yang dihadapinya.
"Jumlah murid seluruhnya 340 (siswa) dengan 13 ruang kelas itu," ucap Meitty.
Menurut Meitty, semua murid yang bersekolah di SMPN 1 Tasifeto Barat merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Orangtua mereka, kata Meitty, memilih menjadi WNI saat terjadi refrendum pada 1999.
"Mereka dulu menetap di Timor Leste, lalu pada 1999 pindah ke NTT, begitu juga keluarganya," tutur Meitty.
Untuk diketahui, tim Kompas.com ada di Belu untuk meliput pelaksanaan upacara HUT ke-78 Republik Indonesia di PLBN Motaain. Rencananya, upacara akan dipimpin oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo.
Seperti apakah suasana dan nuansa peringatan hari kemerdekaan di perbatasan Indonesia-Timor Leste ini?
Tunggu cerita perjalanan selanjutnya dari PLBN Motaain hingga puncak perayaan dan peringatan kemerdekaan di tepi batas Tanah Air, dalam liputan khusus Merah Putih di Perbatasan.
Baca juga: Kisah Merah Putih di Tepi Batas Tanah Air
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.