"Saat video call Pak Pur sebut 5 nama, nama bapak, ibu, istri, dan 2 anak," ujarnya.
Setelah Purwadi hilang bertahun-tahun, istri kembali menikah lagi.
"Iya (menikah lagi) sudah 2 kali, pertama nikah siri dan suami meninggal, lalu kedua (legal)," ucapnya.
Baca juga: Cerita Pria di Klaten Wisuda S1 di Usia 56 Tahun: Anak Pertama Saya S3 di Malaysia
Eka juga mengatakan setelah kejadian Purwadi pergi, pihak istri dan keluarga juga sudah meminta maaf.
"Istri dan keluarga sempat kesini meminta maaf ke keluarga, jauh sebelumnya sama setelah Pak Pur Pulang," tambahnya.
Kini Purwadi sendiri tengah mendapat perawatan di rumah sakit, setelah sebelumnya ia didapati memiliki masalah pencernaan.
"Biaya pengobatannya ditanggung pemerintah (gratis), kemari dibantu relawan mengurus dokumen baik rekam data KTP, KK pada hari Senin. Dan di hari Selasa dibuatkan BPJS," paparnya.
Purwadi sendiri merupakan 4 bersaudara, sementara kedua orang tuanya kini sudah meninggal dunia.
"Kalau kakek 2 tahunan, sedang nenek jauh sebelumnya," tutupnya.
Baca juga: Sejarah Pabrik Gula Gondang Winangoen yang Menyimpan Jejak Produksi Gula di Klaten
Purwadi kemudian ditemukan oleh yayasan di Jakarta pada tahun 2019 di sebuah tempat pembuangan sampah (TPS).
Saat ditemukan, Purwadi dalam kondisi tak terawat hanya mengenakan celana jeans dan berambut gondrong. Ia kemudian dirawat pihak yayasn di Cibinong, Jakarta.
Hal ini diungkapkan Kepala Desa Sengon, Agus Sumaryono.
Ia mengatakan, kala itu, Purwadi terpantau tak pernah meninggalkan TPS dan paling jauh ia meninggalkan TPS hanya 500 meter, lalu kembali lagi.
"Ditemukan yayasan tahun 2019, ditemukan pakai jeans dan gondrong. Lalu dibawa yayasan," jelasnya.
Setelah dirawat selama empat tahun, Purwadi baru mengaku berasal dari Klaten.
Baca juga: Sosok Kades di Klaten yang Pernah Jualan Miras untuk Biaya Kuliah, Kini Fokus Bangun Fasilitas Desa