MATARAM, KOMPAS.com - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mendata, hutan Gunung Rinjani yang terbakar seluas total 205 hektar.
"Sekitar 205 hektar. Total semua mulai Aik Berik, termasuk juga Joben dan Aik Bual, ada tiga lokasi," kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I BTNGR, Dwi Pangestu saat dikonfirmasi oleh Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (9/8/2023).
Baca juga: Hutan Gunung Rinjani Terbakar, Sekitar 74 Hektare Lahan Hangus, 2 Jalur Pendakian Ditutup
Dwi mengungkapkan, jenis vegetasi yang terbakar di kawasan tersebut berupa rumput, ilalang, semak, perdu, serta pepohonan dengan jenis dominan cemara dan bak-bakan.
Menurutnya, titik api sudah tak lagi terpantau di lokasi kebakaran pada Selasa (8/8/2023) pukul 17.00 Wita.
Meski demikian, hingga hari ini petugas TNGR masih melakukan pemantauan di beberapa titik.
Baca juga: Taman Nasional Gunung Rinjani Terbakar, Jalur Pendakian Masih Buka
"Saat ini sudah padam yang di Aik Berik. Hasil hari Selasa dari Aik Bual sudah turun info di lapangan dan sudah padam pengapiannya, di atasnya memang seperti di pohon masih ada sisa-sisa kayu agak lama padamnya. Kalau pemantauan CCTV tidak terlihat lagi (titik api). Di lapangan juga konfirmasi di tim lapangan asap sudah dinyatakan nihil asap," kata Dwi.
Akibat kebakaran ini, dua jalur pendakian yaitu Aik Berik dan Tete Batu ditutup sementara.
Para pendaki yang akan mendaki melalui dua jalur ini diarahkan untuk mengubah jalur pendakian melalui jalur pendakian Sembalun dan Senaru yang masih tetap dibuka.
"Secara resmi masih ditutup dua jalur ini. Kapan dibuka kembali, mungkin nanti secara resmi akan diumumkan BTNGR," kata Dwi.
Baca juga: Pendaki Rinjani Asal Lombok Utara Meninggal Diduga Alami Sesak Napas
Sebelumnya, kebakaran di kawasan TNGR pertama kali dilaporkan oleh masyarakat yang melihat adanya asap, Jumat (4/8/2023).
Titik panas juga terpantau melalui CCTV di Bukit Kondo. Beberapa tim dari TNGR, TNI, Polri, mitra BTNGR dan masyarakat sekitar, diterjunkan untuk melakukan pemadaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.