KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Putri Cempo (PLTSa Putri Cempo) adalah proyek pengelolaan sampah berbasis teknologi modern yang akan mengubah sampah di Kota Surakarta menjadi energi listrik.
Lokasi pembangunan PLTSa Putri Cempo berada TPA Putri Cempo di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
Pembangunan PLTSa Putri Cempo ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca juga: PLTSa Putri Cempo Solo Ditargetkan Beroperasi Oktober 2023, Moeldoko Ungkap Masih Ada Kendala
Dilansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, PLTSa Putri Cempo dibangun karena Kota Surakarta menjadi salah satu dari 12 kota yang ditunjuk untuk mengembangkan PLTSa.
Hal ini merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
Baca juga: PLTSa Putri Cempo Solo Diperkirakan Beroperasi April 2023, Tumpukan Sampah Habis dalam 5 Tahun
Sebelumnya, TPA Putri Cempo sudah lebih dulu beroperasi sejak tahun 1985 sebagai satu-satunya tempat pembuangan sampah yang dikelola Pemerintah Kota Surakarta.
Keputusan untuk membangun PLTSa di TPA Putri Cempo ini merupakan terobosan Pemerintah Kota Surakarta dalam menangani tumpukan sampah yang mencapai 94,9 juta ton setahun.
Kehadiran PLTSa ini diharapkan bisa membawa Kota Solo selangkah lebih maju dalam penanganan masalah sampah dan mendukung ketersediaan energi ramah lingkungan.
Baca juga: Uji Coba PLTSa Putri Cempo Solo, Gibran Janji Carikan Solusi bagi Warga yang Terdampak
Dilansir dari TribunSolo.com, menurut Kepala DLH Solo Kristiana Hariyanti, volume sampah yang bisa dikelola PLTSa Putri Cempo Solo mencapai 545 ton per hari dengan listrik yang dihasilkan sebanyak 5 Megawatt.
"Volume untuk kebutuhan PLTSa 545 ton per hari nantinya. 5 Megawatt," kata Kristiana, kepada TribunSolo.com, Selasa (25/7/2023).
Volume PLTSa Putri Cempo Solo ini sudah melebihi produksi sampah di Kota Solo yang mencapai 300 ton per hari.
"Kalau penghitungan setiap harinya meningkat saat ada event. Rata-rata 300 ton per hari. Untuk pemenuhan PLTSa (menggunakan) sampah baru dan sampah lama," terangnya.
Sebelumnya, Kristiana juga menyebut bahwa apabila PLTSa Putri Cempo telah beroperasi, diperkirakan tumpukan sampah yang ada saat ini akan habis sekitar lima tahun.
"Kemarin baru gambaran belum kajian yang detail ya, mungkin di lima tahun yang sampah lama sudah habis untuk produksi PLTSa," jelas Kristiana, seperti dikutip dari Kompas.com (22/12/2022).
Dilansir dari laman esdm.go.id, PLTSa Putri Cempo menggunakan teknologi wet pyrolysis, gasification (1500oC), Syngas treatmen, dan gas engine.
Teknologi tersebut diklaim dapat memproduksi listrik yang lebih besar karena memiliki recovery energi dan efisiensi yang tinggi.
Wet pyrolysis akan mengubah sampah padat perkotaan menjadi biochar yang kemudian akan diproses melalui gasifikasi yang mengubah biochar menjadi gas sintetis yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik.
Dlansir dari laman Kompas.com, Direktur Utama (Dirut) PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) Elan Syuherlan, selaku kontraktor pelaksana proyek PLTSa Putri Cempo mengatakan ada beberapa tahap yang dilalui sampah dengan sistem gasifikasi.
"Sampah masuk ke pembakaran. Kemudian masuk ke junction box, dari junction box masuk ke siklon. Lalu masuk ke back filter jadi saringan udara untuk membersihkan singgahnya dari saringan udara masuk," kaya Elan Syuherlan saat ditemui di PLTSa Putri Cempo Kamis (22/12/2022).
"Kemudian, ke head exchanger untuk menurunkan temperatur. Setelah itu baru dilakukan filter halus untuk menyaring saringan harus partikel-partikel halus disaring setelah bersih masuk ke mesin gas engine generator genset," lanjutnya.
Elan juga menjelaskan bahwa pembakar ini memerlukan 545 ton sampah per hari, dengan komposisi sampah baru hanya 350 ton dan sisanya akan menggunakan sampah lama.
Sementara terkait penyaluran dan jaringan listrik, PT. PLN (Persero) akan membangun jaringan baru sejauh 6,5 kilometer dari pembangkit yang terletak di wilayah Palur, untuk didistribusikan kepada seluruh masyarakat.
PLTSa Putri Cempo akan memasok listrik ke sistem Gardu Induk Palur yang kemudian diatur pembagiannya oleh Unit Pelaksana Pengatur Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Dilansir dari laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pada awal rencana pembangunannya, PLTSa Putri Cempo dbangun dalam dua tahap.
Tahap pertama dimulai awal 2019 dengan kapasitas produksi listrik sebesar 5 megawatt (MW) per jam.
“Lalu tahap kedua akan menunggu selesainya penerbitan Power Purchase Agreement (PPA) dari manajemen PT Perusahaan Listrik Negara (PLN),” ungkap Direktur PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) , Elan Syuherlan, seperti dikutip dari laman jatengprov.go.id.
Pembangunan tahap pertama PLTSa Putri Cempo diprediksi berlangsung selama 18 bulan dengan target semula akan beroperasi mulai 2020.
Target dalam sehari, sekitar 450 ton sampah TPA Putri Cempo bisa diolah menggunakan metode plasma grasifikasi oleh PLTSa.
Elan mengakui, pembangunan konstruksi pembangkit listrik secara bertahap ini memang di luar skenario awal. Sebab rencana semula adalah mengoperasikan PLTSa berkapasitas 10 MW per jam.
“Dulu akhir 2019 sudah ditargetkan beroperasi (dengan kapasitas produksi 10 MW per jam). Tapi ternyata PPA baru ada kejelasan setelah dua tahun. Ya sudah, time schedule digeser sedikit,” terang Elan.
Sementara PT PLN sendiri tercatat sudah tiga kali melakukan penyesuaian perjanjian investasi pembangkit listrik bersama PT SCMPP yang dilakukan dengan memperpanjang masa persiapan pembangunan konstruksi PLTSa, sembari menunggu PPA terbit.
Dilansi dari laman dlh.surakarta.go.id, Ground Breaking PLTSa Putri Cempo dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2019 yang menandai dimulainya pembangunan PLTSa ini.
Sebelum acara tersebut, dilaksanakan Penandatanganan Pembiayaan Pembangunan Kontruksi PLTSa Putri Cempo di Rumah Dinas Walikota Loji Gandrung dari PT. China Construction Bank Indonesia (CCBI) kepada PT. Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP).
Pembangunan PLTSa Putri Cempo dilakukan oleh Pemkot bersama PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku investor pemenang lelang dengan pembiayaan dari PT China Construction Bank (CCB) Indonesia Tbk.
Sementara Power Purchase Agreement (PPA) PLTSa Putri Cempo dilakukan dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Sampai saat ini, PLTSa Putri Cempo masih menunggu waktu untuk resmi mulai beroperasi.
Dilansir dari Kompas.com, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo Solo tak kunjung beroperasi karena adanya keterlambatan alat saat pandemi Covid-19.
"Kendala yang terjadi keterlambatan karena pandemi Covid-19, Peralatan-peralatan jadi terlambat. Menggangkut alat berat butuh waktu 3 bulan, padahal jarak Pelabuhan Semarang ke sini (Solo) hanya beberapa jam," kata Arifin saat berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo pada, Selasa (25/1/2022).
Selanjutnya PLTSa Putri Cempo juga sempat melakukan uji coba operasional pada Selasa, 28 Juni 2022.
Uji coba ini sempat mengalami kemunduran pada April 2022 lalu, karena proses loading mesin dan masa pandemi Covid-19.
Dalam uji tahap pertama ini, baru beroperasi empat mesin dari delapan mesin yang akan beroperasi penuh pada Desember 2022. Sedangkan satu mesin mempu menghasilkan listrik setara 800 Kva (kilovolt ampere).
Menurut Moeldoko, terdapat sejumlah kendala yang harus diselesaikan sebelum PLTSa Putri Cempo dapat beroperasi penuh.
Hal ini seperti diungkap Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat meninjau proyek PLTSa Putri Cempo pada Sabtu (15/7/2023).
Kendala pertama adalah PLTSa Putri Cempo belum lolos uji Sertifikasi Layak Operasi (SLO) karena masih ada permasalahan teknis dan masalah lahan, di mana yang baru terpenuhi baru 1,5 hektar dari kebutuhan lahan seluas 2 hektar untuk mendukung operasional.
Selain itu, perlu ada pelebaran untuk akses keluar masuk kendaraan ke PLTSa Putri Cempo.
Lebih jauh, Moeldoko berharap, PLTSa Putri Cempo bisa resmi beroperasi pada Oktober 2023.
Sumber:
surakarta.go.id
jatengprov.go.id
esdm.go.id
dlh.surakarta.go.id
solo.tribunnews.com
regional.kompas.com (Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani, Fristin Intan Sulistyowati, Editor : Dita Angga Rusiana, Khairina, Ardi Priyatno Utomo)