Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Sebut RI Bakal Gabung OECD dan Tinggalkan Status Negara "Middle Income"

Kompas.com - 26/07/2023, 22:24 WIB
Achmad Faizal,
Krisiandi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, Indonesia saat ini sedang running menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Dengan menjadi anggota OECD menurut Agus, maka Indonesia akan naik level dan meninggalkan status negara "middle income".

"Indonesia akan naik level dan menyejajarkan diri dengan negara-negara maju, serta meninggalkan status negara middle income," kata Agus saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Sumber Daya Manusia Industri di Surabaya, Rabu (26/7/2023).

Menurutnya, keanggotaan Indonesia dalam OECD juga menjadi peluang untuk memperluas kerja sama di bidang industri dengan negara-negara maju di OECD.

Baca juga: RI jadi Negara ke-3 dengan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Dunia versi OECD

"Sebagaimana kita ketahui, OECD beranggotakan negara-negara maju sebagai forum berbagi pengalaman, best-practices, serta memberikan masukan terhadap pembentukan kebijakan publik dan standar internasional,” jelasnya.

Tantangan yang dihadapi Indonesia adalah standar OECD yang cukup tinggi serta proses seleksi yang cukup ketat, sehingga perlu dukungan dari seluruh pihak, termasuk pelaku industri.

"Salah satu upayanya, yakni diperlukan ketersediaan SDM kompeten dan ahli di sektor industri, khususnya yang menguasai digitalisasi," tuturnya.

Baca juga: Sudah Ada, Kerangka Pelaporan Aset Kripto OECD/G20

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah melakukan pembahasan dengan Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann, terkait wacana bergabungnya Indonesia dengan OECD. Indonesia disebut sudah memulai proses untuk menjadi anggota organisasi internasional yang dihuni negara-negara maju itu.

Menurut Airlangga, Sekjen OECD memberikan respons positif terhadap wacana tersebut. Pasalnya, perekonomian Indonesia berkelanjutan di tengah berbagai ketidakpastian global yang terjadi.

"Keberhasilan Indonesia memimpin G20 sangat diapresiasi dan leadership Indonesia di Asia sudah sangat diketahui dan oleh karena itu keanggotaan OECD disambut sangat baik," katanya Kamis di Jakarta (20/7/2023) lalu.

Airlangga meyakini, masuknya Indonesia sebagai anggota OECD dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, OECD nantinya dapat membantu Indonesia merumuskan kebijakan berkaitan ekonomi yang tepat.

Baca juga: Indonesia Dapat Lampu Hijau Jadi Anggota OECD

Namun, wacana untuk menjadi negara anggota OECD belum akan terealisasi dalam waktu dekat. Airlangga menyebutkan, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 4-5 tahun untuk menjadi anggota organisasi tersebut.

"Indonesia adalah negara ketiga di Asia yang berproses, yang sekarang jadi anggota OECD adalah Jepang dan Korea," ucapnya.

Sebagai informasi, OECD merupakan organisasi internasional yang dibuat untuk mendongkrak perekonomian dan perdagangan antar negara. Adapun Indonesia saat ini berstatus sebagai key partner dari OECD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com