SOLO, KOMPAS.com - Revitalisasi Kawasan Keraton Solo, Jawa Tengah (Jateng), segera terealisasikan secara bertahap. Dimulai dengan revitalisasi Alun-alun Utara dan Selatan.
Rencana revitalisasi dimulai dari Alun-alun Utara dan Selatan setelah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bertemu dengan Putra Raja Keraton Solo, SISKS Pakubuwana (PB) XIII Hangabehi, KGPH Purboyo pada Selasa (4/7/2023) di Balai Kota Solo.
Menurutnya, proses revitalisasi Keraton Solo nantinya akan bekerja sama dengan pihak ke-3 menggunakan sistem kontrak tahun jamak (multi years).
Baca juga: Putri Sulung Pakubuwono XIII Soroti Rencana Revitalisasi Keraton Solo Dimulai dari Alun-alun
Proses revitalisasi rencananya menggunakan dana gabungan APBN dan hibah UEA. Untuk tahap pertama, akan dilaksanakan pada September hingga Juni 2024.
Revitalisasi ini mengusung master plan yang mengkombinasikan Keraton Kasunanan Solo sebagai Javanese Civilization Learning Centre dan Living Royal Heritage Life.
Konsep tersebut berupaya untuk mengembangkan keraton sebagai pusat pembelajaran kebudayaan Jawa sekaligus tetap memelihara fungsi aslinya sebagai tempat tinggal keluarga raja.
"September sampai Juni, itu luar semua. Dua alun-alun bertahap ya. Baru nanti yang di dalam seperti Panggung Sangga Buana, dan lain-lain," kata Gibran.
Pihaknya akan memulai proses lelang tender revitalisasi Keraton Solo.
"September-Juni sudah konstruksi," beber dia.
Putra Raja Keraton Solo SISKS Pakubuwana (PB) XIII Hangabehi, KGPH Purboyo mengatakan, revitalisasi ini sudah melakukan kajian-kajian budaya.
Baca juga: Perayaan Malam 1 Suro Pura Mangkunegaran dan Keraton Solo Beda Hari, Ini Alasannya
"Bahwa pembangunan sekarang ini akan berjalan dan kemudian tadi juga sudah ada pembicara. Bagaimana kajian-kajiannya dan sebelah mana saja yang ingin dibangun ya. Kita berdoa saja semua berjalan dengan lancar," kata KGPH Purboyo.
Ia berharap, dengan adanya pembangunan ini mampu mempercantik dan memperbaiki salah satu ikon Kota Solo, Jawa Tengah, ini.
"Karena itu kan merupakan ikon utama Kota Solo dan kemudian UMKM juga diberikan ruang. Karena, kita ingin juga memikirkan pemberdayaan UMKM masyarakat sekitar," papar dia.
Rencana revitalisasi Kawasan Alun-alun Keraton Solo menuai polemik internal keluarga kerajaan.
Putri sulung Sunan Pakubuwono XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani mempertanyakan kenapa yang jadi prioritas awal revitalisasi adalah alun-alun.
Padahal menurutnya, ada kawasan yang lebih penting.
Menurut dia, ada sejumlah tempat yang dia anggap lebih merepresentasikan Keraton Solo dibanding Alun-alun.
“Sangat baik, bagus membantu Keraton untuk merevitalisasi. Namun, ada yang lebih urgent dibandingkan dengan Alun-Alun Utara yaitu Panggung Sangga Buana. Kondisinya sudah sangat rapuh dan memprihatinkan,” ujar Gusti Timoer, setelah acara bersih-bersih keraton, Minggu (16/7/2023).
Dia ingin revitalisasi dilakukan mulai dari dalam meraton yang kondisi bangunannya sudah banyak yang rapuh, seperti Keputren.
“Kenapa enggak yang ada di dalam dahulu dibenahi, kemudian bisa melebar ke kawasan atau di luar keraton. Bangunan-bangunan itu sudah banyak yang rapuh seperti Kaputren, Keraton Kulon, maupun Sangga Buana,” tambahnya.
Gusti Timoer memaparkan, pihaknya tidak dilibatkan dalam perancangan revitalisasi keraton yang dilakukan Pemerintah Kota Solo.
“Pak Wali (Gibran Rakabuming Raka-red) kemarin ngendikan (bicara) usulan perubahan konsep atau apa dari keraton. Lha saat itu yang diajak ngomong siapa, emang tahu apa. Mohon maaf lho ya. Dan kapasitasnya mereka yang diajak ngomong itu mengerti enggak, dan tahu gak filosofinya,” terang dia.
Termasuk, menurut Gusti Timoer, saat rekonsiliasi di rumah dinas wali kota Lodji Gandrung, Lembaga Dewan Adat (LDA) juga tak dilibatkan.
“Semua kan juga ada, seperti Sinuhun PB XIII, Bu Asih (GKR Paku Buwono), GKR Wandansari (Ketua Lembaga Dewan Adat). Lha seharusnya saat akan direncanakan seperti ini semua juga harus dihadirkan dong. Jangan hanya mereka mereka saja yang notabene mewakili Sinuhun,” sambung Timoer.
Senada dengan Timoer, Gusti Raden Ayu (GRAy) Devi Lelyana Dewi juga menyayangkan langkah Gibran yang merevitalisasi keraton dimulai dari alun-alun.
Apalagi dalam pandangannya, masterplan atau denah Keraton Kasunanan Surakarta dipegang oleh LDA.
"Mengingat Gusti Wandan yang lebih mengerti filosofi dari bangunan Keraton Solo. Kalau hanya Ibu Asih dan Gusti Purboyo, mungkin tidak tahu terlalu dalam mengenai keraton,” ujar dia.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, alasan dimulainya revitalisasi Keraton Solo dari Kawasan Alun-alun.
Menurut Gibran, Kawasan Alun-alun merupakan area yang bisa diakses langsung oleh masyarakat.
"Area keraton yang kami fokuskan dulu itu area-area yang bisa diakses oleh publik. Nanti area yang didalam akan kami usulkan lagi di tahun depannya ya, tenang saja. Songgo Buwono, dan lain-lain" kata Gibran, di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (17/7/2023).
Putra sulung Presiden Jokowi menyampaikan, Alun-alun Utara dan Selatan Keraton Solo diprioritaskan revitalisasi karena kondisinya sudah kumuh.
Pemerintah, kata Gibran, selalu disalahkan karena dianggap tidak memberikan perhatian.
"Betul (diprioritaskan). Bukan masalah pemasukan. Karena yang namanya alun-alun utara - selatan, itu sudah superkumuh. Kita disalahkan terus pikirannya pemerintah tidak memberikan perhatian," terang dia.
"Makanya kami fokuskan di situ dulu. Nanti tahun depan kan serba mepet ini. Kita kejar yang alun-alun dulu," sambung dia.
Menurut Gibran, area yang ada di dalam Keraton Solo perlu penanganan khusus dan biaya besar karena merupakan bangunan cagar budaya.
"Untuk yang di dalam itu perlu penanganan khusus dengan biaya yang lebih besar lagi. Karena ini adalah benda cagar budaya. Kita usulkan lagi di tahun depan," ujar Gibran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.